PENGARUH TEMPERATUR DAN MASSA FLUXING TERHADAP PENURUNAN KADAR PENGOTOR PADA PROSES PEMURNIAN ALUMINIUM DENGAN BAHAN BAKU LIMBAH KALENG MINUMAN

nova dwi prihadi

Abstract


Kebutuhan aluminium di Indonesia pada tahun 2015 mencapai sekitar 800 ribu ton/tahun. Jumlah ini tidak diiringi dengan produksi aluminium primer yang hanya sekitar 300 ribu ton/tahun di Indonesia. Salah satu cara untuk memenuhi kebutuhan tersebut adalah dengan mendaur ulang limbah berbahan dasar aluminium. Limbah yang digunakan sebagai bahan baku dalam penelitian ini adalah kaleng minuman yang dihancurkan terlebih dahulu. Proses peleburan dilakukan menggunakan induction furnace dengan penambahan flux untuk meningkatkan kadar aluminium dan mengurangi kadar pengotor di dalam limbah tersebut. Flux yang digunakan dalam perleburan adalah 1:1 (NaCl:KCl) dengan variasi penambahan flux 5, 10 dan 15%. Temperatur peleburan pada percobaan adalah 750, 800 dan 850oC. Analisis XRF dilakukan untuk mengetahui kadar dari sampel hasil peleburan. Analisis SEM-EDS dilakukan untuk melihat struktur mikro dan kadar pada base sampel hasil peleburan. Kenaikan temperatur peeburan  pada proses fluxing dapat mebuat proses menjadi lebih efektif, temperatur peleburan paling optimum didapatkan pada 8000C. Penambahan massa flux pada proses fluxing dapat mebuat proses menjadi lebih efektif, penambahan massa flux paling optimum didapatkan pada penambahan 10% flux. Sampel dengan temperatur peleburan 8000C dengan penambahan 10% flux dapat meningkatkan kadar Al mencapai 97,1899% dan mereduksi Mg sampai 1,0335% hasil ini didukung oleh analisis SEM-EDS pada bagian base sampel 800-10 yang menunjukkan kadar Al pada sampel tersebut merupakan unsur paling dominan. Sampel 800-10 merupakan sampel paling efektif pada penelitian ini.

Full Text:

PDF

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Copyright (c) 2017 Jurnal Furnace