PENDIDIKAN HUMANISTIK KI HADJAR DEWANTARA DALAM KONTEKS PENDIDIKAN KONTEMPORER DI INDONESIA

Yunita Noviani, Robi Muhamad Rajab, Anindya Nuzlatul Hashifah

Abstract


Pendidikan yang menjadi cita-cita Ki Hadjar Dewantara adalah membentuk anak didik menjadi manusia yang merdeka lahir dan batin. Konsep pendidikan menurut Ki Hadjar Dewantara ini sesuai dengan konsep pendidikan humanistik yang menampilkan kekhasan kultural Indonesia, dan menekankan pentingnya pengolahan potensi peserta didik secara terintegratif. Pada titik itu, konsep pendidikan Ki Hadjar Dewantara sungguh kontekstual untuk kebutuhan generasi Indonesia pada masa itu. Kini gagasan dan konsep pendidikan Ki Hadjar Dewantara, yang begitu berharga dan humanis pada masa dulu, menjadi terasa begitu klasik dan nyaris di lupakan. Itu karena pendidikan Indonesia pada masa kini lebih di dominasi kognitif dan jauh dari nuansa terintegratif sehingga reduktif terhadap hakekat pendidikan dan kemanusiaan. Adanya kurikulum 2013 kini di Indonesia lebih menekankan pendidikan humanistik yang mengarahkan kepada perbaikan sikap, tetapi realitasnya pendidikan terlalu terfokus pada upaya untuk menyiasati ujian sekolah ataupun Ujian Nasional (UN), dan bukan untuk membentuk manusia yang otentik, berkepribadian dan peka terhadap dunia di luar sekolah. Padahal, pendidikan dalam konteks yang sesungguhnya, sebagaimana diyakini juga oleh Ki Hadjar Dewantara, adalah menyangkut upaya memahami dan  menganyomi kebutuhan peserta didik sebagai subyek pendidikan. Dalam konteks itu, tugas pendidik adalah mengembangkan potensi peserta didik, menawarkan pengetahuan kepada peserta didik dalam suatu dialog kemanusiaan, moral, dan pengetahuan akademik. 


Full Text:

PDF

References


Baharuddin dan Makin, 2007, Pendidikan Humanistik Konsep, Teori dan Aplikasi Praktis dalam Dunia Pendidikan. Jogjakarta : Ar Ruz Media.

Dewantara, Ki Hajar, 2009. Menuju Manusia Merdeka, Yogyakarta: Leutika

Dwiarso. Ki Priyo, Sistem Among Mendidik Sikap Merdeka Lahir dan Batin, dalam www.tamansiswa.org , diakses pada tanggal 30 April 2017.

Komandoko, Gamal, 2007, Kisah 124 Pahlawan dan Pejuang Nusantara, Yogyakarta: Pustaka

Widyatama.

Nadzir, Muh, 1996, Metode Penelitian, Jakarta : Ghalia Indonesia.

Nur Kholis Huda M.Pd, February 3, 2017 dalam http://suroboyo.id/catatan-guru-ukg-sebagai- tolak-ukur-kemampuan-guru/.

Intan Ayu Eko Putri. 2012. Konsep Pendidikan Humanistik Ki Hadjar Dewantara Dalam Pandangan Islam dalam https://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=1&cad=rja&uact=8&ved=0ahUKEwjTmITR0NnTAhWFsI8KHe8gAAMQFggmMAA&url=http%3A%2F%2Feprints.walisongo.ac.id%2F118%2F&usg=AFQjCNERZc0r-qQGtMI8Y-rRUsKupbra5g&sig2=zhfCHaLFem21TIjIGhOuBg

Sadullah, Uyoh , 2007, Pengantar Filsafat Pendidikan, Bandung: Alfabeta.

Soejono, 1999, Metode Penelitian Suatu Pemikiran dan Penerapan, Jakarta: Rineka Cipta.

Sondakh, Angelina, 2007, Pendidikan Nasional : Antara Harapan Dan Kenyataan, Disampaikandalam Seminar Nasional “ Quo vadis Pendidikan : menelisik Kasus Kekerasan dalam praksis pendidikan di IPDN, Semarang 14 Juni 2007.

Uyoh Sadullah, Pengantar Filsafat Pendidikan, (Bandung: Alfabeta, 2007)

Yamin, Moh., 2009, “Menggugat Pendidikan Indonesia; Belajar dari Paulo Freire dan Ki Hajar Dewantara”, Yogjakarta: Ar-Ruzz Media.

Zuriah, Nurul, 2008, Pendidikan Moral dan Budi Pekerti dalam Perspektif Perubahan, Menggagas Platfom Pendidikan Budi Pekerti Secara Kontekstual dan Futuristik, Jakarta: PT Bumi Aksara.

Zahara Idris , Dasar-dasar Pendidikan, (Padang : Angkasa Raya, 1991)


Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Copyright (c) 2017 Prosiding Seminar Nasional Pendidikan FKIP UNTIRTA