Eksistensi Identitas Homoseksualitas (Studi Fenomenologi Eksistensialisme Ala Geng Kentir)
Abstract
Kelompok homoseksual merupakan kelompok yang sering kali mengalami stigma dan diskriminasi dari masyarakat. Dalam hal ini kelompok homoseksual mengalami keterpasungan eksistensi identitas. Dimana masyarakat menghendaki heteronormatitas sebagai kebenaran dan kenormalan tunggal dan homoseksualitas dianggap sebagai penyimpangan perilaku. Dari sini Geng Kentir yang merupakan kelompok homoseksual (gay) yang para anggotanya berusia muda rata - rata berusia 20 tahunan. Dengan usia muda para anggota Geng Kentir memiliki keberanian untuk mengungkapkan eksistensi identitas homoseksualitas dan membebaskan diri dari pasungan heteronormatifitas serta mencoba untuk melawan homofobia. Maka, Geng Kentir dapat dikatakan sebagai kelompok homoseksual (gay) yang revolusioner dan memiliki kepercayaan tinggi akan eksistensi identitas homoseksualitas. Melalui keberanian mengungkapkan eksistensi identitas sebagai homoseksual (gay) para anggota Geng Kentir mengalami diskriminasi dalam keluarga, kelompok pertemanan heteroseksual dan masyarakat. Namun para anggota Geng kentir tetap berdiri kukuh dengan eksistensi identitasnya tanpa takut akan diskriminasi dan stigma dari lingkungan sosial. Dimana dengan kepercayaan akan eksistensi identitas para anggota Geng Kentir bertekad untuk bebas dari penjara heteronormatifitas yang selama ini sangat menyiksa eksistensi mereka. Tentunya hal ini tidaklah mudah karena masyarakat yang masih sangat mendewakan heteronormatifitas dan negara yang seolah - olah mereproduksi kulltur heteronormatifitas dan menanamkan kesadaran homofobia pada masyarakat. Sejatinya para anggota Geng Kentir berupaya untuk menjadi diri sendiri dengan eksistensi tanpa terikat pada norma heteronormatif. Disini eksistensi para Geng Kentir adalah sarana perlawanan pada sistem sosial heteronormatif dan wacana homofobia.
Full Text:
PDFReferences
Alexeyeff, Kalisa, and Niko Besnier.2014. Gender on the Edge: Identities, politics, Transformation. In Gender Edge: Transgender, Gay, and Other Pacific Islanders. Niko Besnier and Kalisa Aleyeff, eds. Pp. 1-30. Honolulu: University of Hawai’I Press.
Alimi, Moh Yasir. 2004. Dekonstruksi Seksualitas Poscolonial. Yogyakarta: LKIS
Abidin, Zainal, 2003. Filsafat Manusia, Rosda.
Arus Pelangi.2013. Menguak Stigma, Kekerasan, dan Diskriminasi pada LGBT di Indonesia Studi Kasus di Jakarta, Yogyakarta, dan Makassar. Jakarta: Arus Pelangi.
Blumer, Herbert.1972.“Action vs Interaction. “Society 9 April : 50- 53
Bourdieu, Pierre. 1987. “What Makes a Social Class? On the Theoretical and
Practical Existence of Groups.” Berkeley Journal of Sociology 32:1–18.
Bullough,Vem L.1976. Sexual Variance in Society and History, Chicago: The University Of Chicago.
Bernstein, Mary. 1997. “Celebration and Suppression: The Strategic Uses of
Identity by the Lesbian and Gay Movement.” American Journal of Sociology 103(3):531–65.
Beasley, Chris.2005. “Gender and Sexuality; Critical Theories, Critical Thinkers”. Sage Publications, London, 2005.
Blackwood, Evelyn & Saskia E. Wieringan, eds.,”Female Desire; Same- Sex Relation and Transgender Practices Across Cultures”. Columbia University Press, New York, 1999.
Blackwood, Evelyn. 2005. Gender Transgression in Colonial and Postcolonial Indonesia. Journal of Asian Studies 64: 849-879.
Bennet, Linda Rae and Sharyn Graham Davies, eds., “ Sex and Sexuality in Conteporary Indonesia; Sexual Politics, Health, Diversity and Represetations”, Routledge, London and New York, 2015.
Butler, Judith, “ Gender Trouble”, Rouledge, London and New York, 1990.
Boellstorff, T. (2000). The Gay Archipelago: Postcolonial Sexual Subjectivities in Indonesia (PhD). Stanford University, Stanford.
Boellstoff, Tom. 2004. The Emergency of Political Homophobia in Indonesia: Masculinity and National Belonging. Ethnos 69: 465-486.
Boellstoff, Tom. 2005. The Gay Archipelago: Sexuality and nation in Indonesia. Princeton, NJ: Princeton University Press.
Boellstoff, Tom. 2007. A Coincidences of Desires: Antropology, Queer Studies, Indonesia. Durham, NC: Duke University Press.
Baudrillard, Jean. 2000. Berahi. Yogyakarta: Yayasan Bentang Budaya.
Beker, Wininger, Elliston(ed). 1998. Philosophy and Sex, Prometheus Books:NY.
Barker, Chris,2009, Cultural Studies, Kreasi Wacana.
Colin Spencer. Sejarah Homoseksualitas: Dari Zaman Kuno Hingga Sekarang, terj. Ninik Rochani Sjams, Yogyakarta: Kreasi Wacana.
DOI: http://dx.doi.org/10.30870/hermeneutika.v9i1.19868
Refbacks
- There are currently no refbacks.
Copyright (c) 2023 Hermeneutika : Jurnal Hermeneutika
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.
Published by Department of Sociology Education, Faculty of Teacher Training and Education, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa
Jl. Ciwaru, No. 25, Serang, Banten
[email protected]
Jurnal Hermeneutika is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License
Hermeneutika : Jurnal Hermeneutika Indexed by: