EPISTEMOLOGI DIKOTOMI ILMU
Abstract
Dikotomi ilmu, dalam klasifikasi ilmu agama dan ilmu umum, menjadi polemik di kalangan para ahli. Epistemologis menjadi dasar filosofis menemukan akar persinggungan dan soulsi membangun mindset. Ilmu sebagai alat atau pedoman berprilaku dan beraktifitas, guna memaksimalkan potensialitas diri dalam rangka pengabdian diri kepada Allah, tidak dibedakan oleh ilmu agama atau umum, sebagaimana Allah mencakup segala displin keilmuan. Ilmu dan manusia dengan segala potensinya menentukan kualitas dirinya sebagai abid. Agama sebagai sistem kehidupan, berbagai disiplin keilmuan, keahlian, dan bidang pekerjaan, menjadi sunnatullah muncul dan berkembang dalam dinamisasi dan harmonisasi kehidupan di berbagai ranah, membangun kasalihan diri dan sosial. Jika dikotomi ilmu yang ambivalen terus bertahan dalam ranah keilmuan, maka tujuan ilmu dan pendidikan akan jauh dari cita-cita Islam.
Full Text:
PDFReferences
Abdul Wahid, Dikotomi Ilmu Pengetahuan, Jurnal ISTIQRA’, Volume I Nomor 2 Maret, hal. 280
Agus Salim Lubis, Epistemologi Ilmu Pengetahuan dan Relevansinya dalam Studi Al-Qur’an, Jurnal Hermeunetik, Vol. 8, No. 1, Juni 2014, hal. 45-50
Fitri Wahyuni, Islamisasi Ilmu Pengetahuan (Upaya Mengurai Dikotomi Ilmu Pengetahuan dalam Islam), Jurnal Qalamuna, vol. 10, No. 2, Juli-Desember 2018, hal. 11
M.Abdul Mujieb dkk, Ensiklopedia Tasawuf Imam al-Ghozali,Penerbit Hikmah, 2008. Hal.288
Mudzakir, Peran Epistemologi Ilmu Pengetahuan dalam Membangun Peradaban, Kalimah: Jurnal Studi Agama dan Pemikiran Islam, Vol. 14, No. 2, September 2016, hal. 281
Samrin, Dikotomi Ilmu dan Dualisme Pendidikan, jurnal al-ta’dib, Vol. 6 no. 1 januari-juni, 2013, hal. 189-190
Refbacks
- There are currently no refbacks.