Penciptaan Lagu Kroncong Berbasis Kearifan Lokal di Kota Semarang

Abdul Rachman, Udi Utomo, Nur Asriyani

Abstract


Abstract : The new Keroncong song is very rarely found in the community, especially in Semarang. This makes the development of Keroncong music a little hampered because the songs that are sung are old songs. This encourages researchers to create the song Keroncong by bringing the potential of local wisdom in Semarang. This article describes the process of creating Keroncong songs based on the local wisdom of Semarang. Based on the results of the study, the process of creating a Keroncong song entitled “Kr. Pesona Semarang” goes through several steps namely Content Ideas, exploration, improvisation, evaluation, composition. Through these steps the researcher succeeded in making a composition of the original Keroncong song by paying attention to the local wisdom of the city of Semarang, namely by combining the pentatonic slendro, pelog, and also the western scoring system.

 

Abstrak : Lagu Keroncong yang baru sudah sangat jarang dijumpai di masyarakat khususnya di Semarang. Hal ini membuat perkembangan musik Keroncong sedikit terhambat karena lagu-lagu yang dibawakan merupakan lagu yang sudah lama. Hal ini mendorong peneliti untuk menciptakan lagu Keroncong dengan mengusung potensi kearifan lokal yang ada di Semarang. Artikel ini mendeskripsikan tentang proses penciptaan lagu Keroncong berbasis kearifan lokal kota Semarang. Berdasarkan hasil penelitian, proses dalam penciptaan lagu Keroncong yang berjudul Kr. Pesona Semarang melalui beberapa tahapan yaitu Gagasan Isi, ekslporasi, improvisasi, evaluasi, komposisi. Melalui tahapan-tahapan tersebut peneliti berhasil membuat sebuah komposisi lagu Keroncong asli dengan memperhatikan kearifan lokal kota semarang yaitu dengan mengkombinasikan sistem tangga nada pentatonic slendro, pelog, dan juga sistem tangga nada barat.


Keywords


Musik, lagu, keroncong, penciptaan, kearifan local

Full Text:

PDF

References


Budiman, B. J. (1979). Mengenal Kroncong Dari Dekat. Jakarta.

Ganap, V. (2006). Pengaruh Portugis pada Musik Keroncong (Portuguese Influence to Kroncong Music). Harmonia: Journal Of Arts Research And Education, 7(2).

Ganap, V. (2011). Krontjong Toegoe. Yogyakarta: Badan Penerbit Institut Seni Indonesia Yogyakarta.

Ganap, V., Pengajar, T., Yogyakarta, I. S. I., & Parang, J. (2012). Campursari Karya Manthous : Kreativitas Industri Musik Jawa dalam Ruang Budaya Massa. Panggung, 22, 1–23.

Hadi, S. (1983). Pengantar Kreativitas Tari. Yogyakarta: Akademi Seni Tari Indonesia.

Harmunah. (1996). Musik Keroncong. Yogyakarta: Pusat Musik Liturgi.

Hastanto, S. (2005). Musik Tradisi Nusantara: Musik-musik yang belum banyak dikenal (National G). Jakarta: Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata.

Laksono, T. L. (2008). Menelusuri Karya dan Karsa Manthous Sebagai Seniman dan Pencipta Campursari. Resital : Jurnal Seni Pertunjukan, 9 No. 2(2), 87–93.

Luqman, I. P. R. (2018). Nilai-Nilai Budaya Jawa Dalam Syair-Syair Tembang Karya Ki Narto Sabdo _________________________________________ Halaman 1. NOSI, 6, 1–11.

Rachman, A. (2013). Bentuk dan Analisis Musik Keroncong Tanah Airku Karya Kelly Puspito. HARMONIA - Jurnal Pengetahuan Dan Pemikiran Seni, 13(1), 69–77.

Rachman, A., & Utomo, U. (2018). “Sing Penting Keroncong”: Sebuah Inovasi Pertunjukkan Musik Keroncong di Semarang. Jurnal Pendidikan Dan Kajian Seni, 3(1).

Rachman, A., & Utomo, U. (2019). The Rhythm Pattern Adaptation of Langgam Jawa in Kroncong. In 2nd International Conference on Arts and Culture ICONARC 2018 (Vol. 276, pp. 99–101). Semarang: Atlantis Press.

Sadtiti, S. (2016). Gambang Semarang: Sebuah Identitas Budaya Semarang yang Termarginalkan. Jurnal Imajinasi, X(2).

Saputra, D. N. (2016). EKSISTENSI GRUP MUSIK KERONCONG DIANTARA PENGGEMAR MUSIK DANGDUT STUDI KASUS : DESA SUKOREJO KECAMATAN TEGOWANU , KABUPATEN GROBOGAN. INVENSI, 1(2), 89–100. Retrieved from existence, music group, kroncong music

Soeharto; Soenardi, Achmad; Sunupratomo, S. (1996). Serba Serbi Keroncong. (Muchlis, Ed.) (September). Jakarta: Musika Jakarta Pusat.

Sumaryo, L. E. (1978). Komponis, Pemain musik, dan Publik : Sebuah Brosur Untuk Remaja (Cetakan 1). Jakarta: Pustaka Jaya.

Supanggah, R. (2002). Bothekan Karawitan I. Surakarta: ISI: Press.

Supanggah, R. (2005). “Garap: Salah Satu Konsep Pendekatan/Kajian Musik Nusantara” dalam Menimbang Pendekatan Pengkajian & Penciptaan Musik Nusantara. (Waridi, Ed.). Surakarta: ISI Surakarta.

Supanggah, R. (2007). Bothekan Karawitan II: Garap. (Waridi, Ed.). Surakarta: ISI: Press.

Supartp, S. (2012). TEMBANG MACAPAT SEBAGAI SUMBER IDE GENDING-GENDING KARYA KI NARTOSABDO. Selonding: Jurnal Etnomusikologi, 1(1), 73–99.

Widyanta, N. C. (2017). EFEKTIVITAS KERONCONG GARAPAN ORKES KERONCONG TRESNAWARA TERHADAP AUDIENSI GENERASI MUDA. Jurnal Kajian Seni, 03(02), 165–180.




DOI: http://dx.doi.org/10.30870/jpks.v4i2.6857

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


View My Stats
  • Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License. Copyright @Universitas Sultan Ageng Tirtayasa. All right reserved p-ISSN 2503-4626 | e-ISSN 2528-2387