Sosialisasi proses penjernihan air dengan menggunakan metode filtrasi di Desa Kedung, Kab. Tangerang

Bening Nurul Hidayah Kambuna, Paerus Jundika, Annisa Murillah Bulan Permana

Abstract


Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini dilaksanakan dengan tujuan untuk memberi pemahaman kepada warga tentang kualitas kebersihan air di Desa Kedung Kabupaten Tangerang. Air di rumah-rumah warga cenderung keruh dan terasa sedikit asin atau seperti air payau. Percobaan awal dilakukan untuk mengetahui tingkat kekeruhan air dan pengukuran nilai salinitas (kadar garam) menggunakan refraktometer. Hasil dari pengukuran refraktometer menunjukkan tingkat salinitas air di Desa Kedung cukup tinggi yaitu sebesar 1,003 SG1%. Untuk mengurangi tingkat kekeruhan dibuat alat filter untuk menjernihkan air dan mengurangi salinitas air. Alat filter dibuat skala kecil menggunakan botol minuman bekas 1,5 liter dengan menambahkan beberapa bahan, batu kerikil, zeolit (pasir kucing), arang batok/kayu, pasir pantai, sabut kelapa dan kapas yang disusun berdasarkan perbedaan ukuran materialnya dengan urutan ukuran partikel terkecil berada dibawah dan partikel besar berada lebih atas. Hasil pengukuran salinitas dan hasil filter air lalu dilakukan sosialisasi untuk memberikan pemahaman kepada warga tentang filter air untuk menghasilkan kualitas air yang lebih baik. Setelah sosialisasi dilaksanakan, warga diberikan demo cara membuat filter air dan bagaimana menggunakan. Hasil yang diperoleh dari pengujian refraktori dan pengamatan kejernihan air adalah hasil air yang semakin jernih dan terjadi penurunan salinitas, tetapi sangat kecil penurunannya dari 1,003 menjadi 1,002. Sehingga dapat disimpulkan bahwa filter air ini lebih cocok untuk penjernihan air dibanding untuk penurunan nilai salinitas air.

 

This community service activity was carried out to give residents an understanding of the quality of water cleanliness in Kedung Village, Tangerang Regency. The water in people's homes tends to be cloudy and tastes a little salty or like brackish water. Initial experiments were conducted using a refractometer to determine the water's turbidity level and measure the salinity value (salt content). The results of the refractometer measurement show that the water salinity level in Kedung Village is relatively high, namely 1.003 SG1%. Filters are made to purify water, reduce water salinity, and reduce turbidity levels. The filter tool is made on a small scale using used 1.5-liter drink bottles by adding several materials, gravel, zeolite (cat's sand), shell charcoal/wood, beach sand, coconut fiber, and cotton, which are arranged based on the difference in the size of the material in order of smallest particle size. It is at the bottom, and large particles are at the top. The results of the salinity measurement and the results of the water filter were then disseminated to provide understanding to residents about water filters to produce better water quality. After the socialization, residents were given a demonstration on how to make a water filter and use it. The results from refractory testing and observations of water clarity are the results of increasingly clear water and a decrease in salinity. However, the decrease is very small, from 1.003 to 1.002. So it can be concluded that this water filter is more suitable for water purification than for decreasing water salinity values.


Keywords


Filter air, salinitas, refraktometer, sosialisasi.

Full Text:

PDF

References


Kementerian Kesehatan RI. (2017). Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2017 tentang Standar Baku Mutu Kesehatan Lingkungan dan Persyaratan Kesehatan Air untuk Keperluan Higiene Sanitasi, Kolam Renang, Solus Per Aqua, dan Pemandian Umum. Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.

Pemerintah Republik Indonesia. (2004). Undang – Undang Nomor 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air. Jakarta: Pemerintah Republik Indonesia.

Nainggolan, A. A., Arbaningrum, R., Nadesya, A., Harliyanti, D. J., & Syaddad, M. A. (2019). Alat pengolahan air baku sederhana dengan sistem filtrasi. Widyakala: Journal of Pembangunan Jaya University, vol. 6, special issue, pp. 12-20. DOI: 10.36262/widyakala.v6i0.187.

Purwanti, E., Ramdani, D., Rahmadewi, R., Nugraha, B., Efelina, V., & Dampang, S. (2021). Sosialisasi manfaat karbon aktif sebagai media filtrasi air guna meningkatkan kesadaran akan pentingnya air bersih di SMK PGRI Cikampek. Selaparang Jurnal Pengabdian Masyarakat Berkemajuan, vol. 4, no. 2, pp. 381-386. DOI: 10.31764/jpmb.v4i2.4389.

Rosmaiyadi, R., Fitri, F., Sumarli, S., & Triani, S. N. (2020). Pelatihan pembuatan filtrasi air sederhana bagi masyarakat daerah perbatasan Indonesia (Kalbar) Malaysia. International Journal of Public Devotion, vol. 3, no. 2, pp. 65-69. DOI: 10.26737/ijpd.v3i2.2140.

Setyaning, L. B. T., Riyanto, E., & Irfansyah, M. (2021). Analisis peningkatan kualitas air sumur gali metode filtrasi sederhana dengan sabut kelapa sesuai syarat air bersih. Surya Beton: Jurnal Ilmu Teknik Sipil, vol. 5, no. 2, pp. 21-30.

Wicaksono, B., Iduwin, T., Mayasari, D., Putri, P. S., & Yuhanah, T. (2019). Edukasi alat penjernih air sederhana sebagai upaya pemenuhan kebutuhan air bersih. Terang, vol. 2, no. 1, pp. 43-52. DOI: 10.33322/terang.v2i1.536.




DOI: http://dx.doi.org/10.36055/jocse.v1i1.17132

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Creative Commons License

Journal of Community Service in Science and Engineering (JoCSE) is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.