PENGARUH TEMPERATUR DAN WAKTU TAHAN TEMPERING TERHADAP KEKERASAN, STRUKTUR MIKRO DAN LAJU KOROSI PADA BAJA TAHAN KARAT MARTENSITIK 13Cr3Mo3Ni

hadi perdana

Abstract


Energi listrik merupakan salah satu bentuk energi yang paling banyak digunakan. Pembangkit listrik tenaga uap merupakan salah satu tempat yang dapat menghasilkan energi listrik. Turbin adalah komponen terpenting dalam pembangkit listrik tenaga uap, terutama pada bagian sudu turbin. Komponen sudu turbin berfungsi mengubah energi potensial uap menjadi energi kinetik yang selanjutnya diubah menjadi energi mekanik untuk memutar poros turbin dan menghasilkan energi listrik.[1] pada umumnya bahan baku untuk membuat sudu turbin adalah baja tahan karat martensitik tipe 410, akan tetapi baja tahan karat tipe 410 mudah terjadi kegagalan dikarenakan lingkungan kerja yang korosif dan putaran yang tinggi. Salah satu cara menanggulangi hal ini adalah dengan cara memodifikasi baja tahan karat tipe 410 tersebut. Baja yang telah di modifikasi diberikan proses hot forging yang kemudian di anil. Setelah itu sampel di preparasi dan dipotong menjadi ukuran 1x1x0,5 cm. Setetlah itu sampel tersebut di austenisasi pada temperatur 10500C dan quenching dengan media oli. Setelah itu sampel di tempering dengan variasi temperatur 300-7000C dan waktu tahan 1,3 dan 6 jam untuk mengetahui karakterisasi yang terbentuk. Sampel tersebut di uji kekerasan, analisa struktur mikro dan analisa laju korosi dengan acuan ASTM A276. Strukur mikro yang terbentuk adalah fasa martensit lath, austenit sisa, ferit delta, ferit dan senyawa karbida. Kekerasan tertinggi yang dihasilkan sampel ada pada temperatur 5000C dengan waktu tahan 1 jam sebesar 50,6 HRC. Laju korosi terendah sebesar 0,1717 mmpy Sampel baja tahan karat yang dimodifikasi terbukti memiliki sifat kekerasan dan laju korosi yang lebih baik jika dibandingkan sampel 410 tanpa modifikasi.


Full Text:

PDF

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Copyright (c) 2017 Jurnal Furnace