DINAMIKA KONDISI TERUMBU KARANG SEBELUM DAN SESUDAH TSUNAMI SELAT SUNDA DI PULAU BADUL
Abstract
ABSTRACT
Coral reef is one of spesific tropical coastal ecosystem that has high biodivesity. Badul island is one of small island in Banten coastal that have potential coral reef for international and local tourist. Existence and diversity of coral reef depends on water condition like temperature, water current, brightness, sediment. Badul island coral reef already occured natural damage because of Sunda strait tsunami in 2018. Aims of this study to determine coral reef condition in Badul Island after tsunami and compare with the coral reef condition before tsunami. Observation conducted using Underwater Photo Transect (UPT) method and analyzed with Coral Point Count with Excel Extention (CPCe) software. Result known that coral reef ecosystem in Badul Island waters already seriously damage, in East part there is not live coral exist, in South part there is only 1.55% live coral coverage, West part only 24.77% live coral coverage and North part is only 17.47% live coral coverage. Live coral coverage already significantly decrease compare with before tsunami, almost 72.53%. On the other side, this research found 19 genera from 11 coral family. This condition higher than before tsunami, as much 13 genera. But, only 7 genera still found comparing before and after tsunami.
Keywords: CPCe, Ujung Kulon, Coral reef, Tsunami, UPT
ABSTRAK
Terumbu karang merupakan ekosistem khas perairan tropis yang memiliki keanekaragaman yang tinggi. Pulau badul merupakan pulau kecil tak berpenghuni yang memiliki potensi terumbu karang yang menarik bagi wisatawan lokal maupun mancanegara. Keberadaan dan keanekaragaman terumbu karang ditentukan oleh kondisi perairan seperti suhu, arus, kecerahan, sedimen. Akan tetapi, keberadaan ini masih dapat terjadi kerusakan secara alami akibat adanya gelombang besar atau tsunami. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui kondisi terumbu karang pasca tsunami yang terjadi di selat sunda serta perbandingannya dengan kondisi pada saat sebelu terjadi tsunami. Pengambilan data dilakukan dengan menggunakan metode UPT (Underwater Photo Transect) yang dianalisis menggunakan piranti software CPCe (Coral Point Count with Excel ectention). Hasil yang peroleh terlihat bahwa kondisi terumbu karang di pulau badul mengalami kerusakan dengan persentasi tutupan karang hidup di bagian selatan sebesar 1.55 %, di bagian barat sebesar 24.77% dan di bagian utara sebesar 17.47%. Persetasi tutupan ini menurun drastis dibandingkan dengan perentasi tutupan terumbu karang pada saat sebelum tsunami yang mencapai 72.53%. genus karang yang ditemukan terdapat 19 genus dari 11 famili karang. Jumlah ini meningkat dibandingkan yang ditemukan pada saat sebelum tsunami yakni terdapat 13 genus. Akan tetapi, genus yang ditemukan pada sebelum dan sesudah tsunami hanya terdapat 7 genus.
Kata kunci: CPCe, Ujung Kulon, Terumbu karang, Tsunami, UPT
Keywords
Full Text:
PDFReferences
Akhmad DS, Supriharyono, Purnomo PW. 2018. Potensi Kerusakan Terumbu Karang pada Kegiatan Wisata Snorkeling di Destinasi Wisata Taman Nasional Karimun Jawa. Jurnal Ilmu dan Teknologi Kelautan Tropis. 10 (2): 419-429.
Giyanto AE, Abrar M, Siringoringo R, Suharti S, Wibowo K, Edrus I, Zulfianita D. 2014. Panduan Monitoring Kesehatan Terumbu Karang. Coremap LIPI, Jakarta, 71 hlm.
Hermansyah, Febriani F. 2020. Dampak Kerusakan Lingkungan Ekosistem Terumbu Karang. Jurnal Kependudukan dan Pembangunan Lingkungan. 1(3): 42-51
Isfaeni H, Fadliansyah M, Prakoso YA. 2020. Struktur Komunitas Karang Keras di Pulau Peucang Taman Nasional Ujung Kulon. Prosiding Seminar Nasional Masyarakat Biodiversitas Indonesia. 6 (1): 562-566.
Kusuma AH, Siregar AM, Yanfika H, Yuliandari P, Havis M, Afriani L, Rudy. 2022. Struktur Komunitas Karang Pasca Tsunami di Desa Kunjir, Kecamatan Rajabasa, Kabupaten Lampung Selatan, Provinsi Lampung. Jurnal Perikanan. 12 (2): 245-255.
Madduppa H, Zamani NP, Subhan B, Aktani U, Ferse SCA. 2014. Feeding behaviorb and diet of the eight-banded butterflyfish Chaetodon octofasciatus in the Thousand Islands, Indonesia. Jurnal Environmental, Biology of Fishes. Vol. 97(12) 2014. DOI:10.1007/s10641-014-0225-z
Menteri Negara Lingkungan Hidup. 2001. Keputusan Menteri Lingkungan Hidup No. 4 Tahun 2001 tentang Kriteria Baku Kerusakan Terumbu Karang. Jakarta: Kementerian Negara Lingkungan Hidup.
Mulyawan TI, Barus B, Firdaus M. 2015. Potensi Ekonomi dan Arahan Pengembangan Perekonomian Wilayah di Desa-Desa Penyangga Taman Nasional Ujung Kulon. Jurnal Tanah dan Lingkungan. 17 (1): 25-32.
Mutmainah H dan Clara RS. 2017. Analisa Sebaran Tutupan dan Indeks Mortalitas Terumbu Karang di Perairan Sekitar Selat Pagai, Mentawai. Akuatika Indonesia. 2(1): 43-57.
Parlindungan DR. 2021. Pelatihan Perencanaan Promosi Desa Wisata Kampung Paniis, Pandeglang, Banten. ABDIMAS Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat. 2(2): 15-19.
Prabowo B, Kurniawan F, Bramandito A, Darus RF, Wicaksono, RZ, Al Amin MA, Solihin A, Damar A. 2021. Coral reef ecosystem condition prediction after tsunami based on previous reef fish community struture and benthic coverage surveillance on Sumur, Banten. IOP Conf. Series: Earth and Environmental Science. 744: 012053.
Purbani D, Kepel TL, Takwir A. 2014. Kondisi terumbu karang di Pulau Weh pasca bencana mega tsunami. Jurnal Manusia dan Lingkungan. 21(3): 331-340.
Putri SLE, Hidayat AF, Sukandar P. 2012. Diversity Coral Reef in Badul Island Waters, Ujung Kulon, Indonesia. ISCA Journal of Biological Science. 1(3): 59-64
Putra TW, Siagian H, Dirgantara D, Rifaldi R. 2019. Coral Reefs Condition Assessment in East Waters of Panaitan Island, Ujung Kulon National Park. IOP Conference Series: Earth and Environmental Science. 246: 012059.
Rahman A, Sudinno D, Suhernalis, Aditia NH, Rachmad B, Syamsudin A. 2021. Analisis Daya Dukung Kawasan dan Potensi Ekowisata Bahari di Provinsi Banten. Marine and Fisheries Science Technology Journal 2(2): 209-214.
Soemarno MTA. 2021. Variabilitas karang keras (Scleractinia) dalam kompetisi dengan alga di Pulau Handeuleum Taman Nasional Ujung Kulon. [Skripsi]. Serang: Jurusan Ilmu Perikanan, Fakultas Pertanian, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.
Suharsono. 2008. Jenis-jenis Karang di Indonesia. LIPI Pess. Jakarta. 344 hlm.
Sukmara A, Siahainenia AJ, Rotinsulu C. 2001. Panduan Pemetaan Terumbu Karang Berbasis-Masyarakat Dengan Metode Manta Tow. Jakarta: Proyek Pesisir-CRMP Indonesia. 48 hlm.
Susanto A. 2015. Pemetaan Daerah Perikanan Lampu (Light Fishing) Menggunakan Data VIIRS Day-Night Band di Perairan Pandeglang, Provinsi Banten. Depik. 4(2): 69-78
Taofiqurohman A. 2013. Penilaian Tingkat Resiko Terumbu Karang Akibat Dampak Aktivitas Penangkapan Ikan dan Wisata Bahari di Pulau Biawak, Jawa Barat. Depik. 2(2): 50-57.
Yudha FK, Fahlevy K, Andika W, Saraswati E, Hutami PR, Kamal MM, Samosir AM. 2019. Influence of Management Status on the Coral Reef Fish Communities in Ujung Kulon National Park, Banten. IOP Conference Series: Earth and Environmental Science. 278: 012083
DOI: http://dx.doi.org/10.33512/jpk.v12i2.17423
Refbacks
- There are currently no refbacks.