Fashion Branding Dalam Narasi Simulacra dan Simulasi (Penggunaan Brand “Nike” dalam Menentukan Status Sosial di Masyarakat)

M Dian Hikmawan, Andi Fatimah Azzahra Azwar

Abstract


This research try to see a phenomenon of an industrial brand, the "Nike" brand in Indonesia. In looking at the phenomenon, this research seeks to explain the existing phenomenon of hypereality about the brand. With the simulacra and simulation approach from Baudrillard to understanding the phenomenon. This research identifies that there is a very large relationship between the symbol that is trying to construct and capitaliza the Nike brand. The influence of the environment and the mass media in shaping the perception of the use of Nike brands into a hegemony where the dominant culture governs the position of domination. The choice of a fashion brand is often influenced by many factors, and one of the main factors is the fact that we have entered a postmodern era in which consumption culture is developing very rapidly. This situation finally forces us to enter a hyperreality where what is real and not real has been very closely tangent.

 

Penelitian ini merupakan sebuah penelitian yang mencoba melihat sebuah fenomena dari suatu brand industri yaitu brand “Nike” di Indonesia. Dalam melihat fenomenay yang ada tersebut penelitian ini berusaha menjelaskan dari sebuah fenomena hiperealitas yang ada mengenai brand tersebut. Dengan pendekatan simulacra dan simulasi dari Baudrillard dalam memahami fenomena tersebut. Penelitian ini mengidentifikasi bahwa sangat besar kaitan antara simbol yang coba di konstruksikan dengan kapitalisasi dalam sebuah brand Nike untuk mencoba mengkaji teori simulacra dan simulasi dari Jean Baudrillard, pengaruh lingkungan dan media massa dalam membentuk persepsi penggunaan brand sepatu Nike menjadi sebuah hegemoni dimana budaya dominan mengatur posisi dominannya. Pemilihan suatu brand pakian sering kali dipengaruhi oleh banyak faktor, dan salah satu faktor utamanya adalah fakta bahwa kita telah memasuki era postmodern di mana budaya konsumsi berkembang sangat pesat. Keadaan ini akhirnya memaksa kita memasuki sebuah hiperrealitas di mana apa yang nyata dan tidak nyata telah bersinggungan sangat erat.


Keywords


fashion, hperreality, hegemony, simulacra, simulation

Full Text:

PDF (56-64)

References


Aziz, I. (2001). Galaksi Simulacra. Yogyakarta: LKIS.

Azwar, S. (2009). Metode Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Baudrillard, J. (1983). Simulations. (P. Foss, P. Patton, & P. Beitchman, Eds.). Semiotext(e).

Baudrillard, J. (1995). Simulacra and Simulation. (S. F. Glaser, Ed.). Michigan.

Buchart, G. C. (2000). Phantom Communities: The Simulacrum and the Limits of Postmodernism. Canadian Journal of Communication, 25(3), 1–6. https://doi.org/10.22230/cjc.2000v25n3a1168

Byrdwell, W. C. (2016). The Simulacrum System as a Construct for Mass Spectrometry of Triacylglycerols and Others. Lipids, 51(2), 211–227. https://doi.org/10.1007/s11745-015-4101-1

Clarke, D. B., Doel, M. A., Merrin, W., & Smith, R. G. (2008). Jean Baudrillard: Fatal theories. Jean Baudrillard: Fatal Theories, 38(6), 1–204. https://doi.org/10.4324/9780203927052

Estiani, P. (2012). Hegemoni Gramsci: Majalah Fashion Sebagai Penanaman Gaya Hidup Konsumerisme Pada Wanita. Retrieved from ACADEMIA: https://www.academia.edu

Hadi, S. (1990). Metodologi Research. Yogyakarta: Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada.

Harahap, N. (2014). Jurnal Iqra' Volume 08 Nomor 01. Retrieved from Portal Garuda - IPI Indonesian Publication Index: http://download.portalgaruda.org/article.php?article=298790&val=7280&title=PENELITIAN%25KEPUSTAKAAN

Gramsci, A. (1978). Selections from Political Writings, (1921-1926). (Q. Hoare, Ed.).

Gramsci, A. (1992). Prison notebooks. (Q. Hoar & G. N. Smith, Eds.), International Journal of Cultural Policy. https://doi.org/10.1080/10286630902971603

Hikmawan, M. D. (2017a). Pluralisme Demokrasi Politik di Indonesia. Journal of Governance, 2(2), 223–247. https://doi.org/http://dx.doi.org/10.31506/jog.v2i2.2678

Hikmawan, M. D. (2017b). Politik Perbedaan: Minnoritas dalam Implementasi Kebijakan. Journal of Indonesian Public Administration and Governance Studies (JIPAGS), 1(1), 88–98.

Kroes, R. (2019). The Revenge of the Simulacrum: the Reality Principle Meets Reality TV. Society, 56(5), 419–426. https://doi.org/10.1007/s12115-019-00395-0

Lechte, J. (2001). 50 Filsuf Kontemporer. Yogyakarta: Penerbit Kanisius.

Nugrahenny, T. T. (2018). Menyingkap Mekanisme Tanda di Balik Hiperrealitas Tren Hijab (Analisis Semiotika pada Fenomena Tren Hijab). Jurnal Komunikasi Indonesia, 5(1), 16–28. https://doi.org/10.7454/jki.v5i1.8317

Rutherford, P. (2000). Endless Propaganda: The Advertising of Public Goods. University of Toronto Press.

Srivastava, S. (1996). Postcoloniality , national identity , globalisation and the simulacra of the real. The Australian Journal of Anthropology, 7(2), 166–190.

Syahrial, G. B. (2017). Fenomena Hiperrealitas pada Cosplayer Love Live (Studi Kasus Tim Allerish). Japanology, 6(1), 16—27. Retrieved from http://journal.unair.ac.id/download-fullpapers-jplgce27c436d1full.pdf

Utoyo, B. (2001). Perkembangan Pemikiran Jean Baudrillard: Dari Realitas ke Simulakrum. Jakarta: Perpustakaan Universitas Indonesia.

Viviani, D. (2012). Jean Baudrillard : cynism or truth ?, 2(1), 57–65.

West, R., & Turner. (2000). Introducing Communication Theory: Analysis and Application. Mayfield Pub.

www.news.detik.com/berita/d-3610505/sesak-pengunjung-diskon-nike-di-gi-istirahat-di-tempat-seadanya, 23 Agustus 2017

Zed, M. (2008). Metode Penelitian Kepustakaan. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.




DOI: http://dx.doi.org/10.31506/jsc.v1i1.7768

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


 

 

 

View My Stats

 

Journal of Scientific Communication is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
  
Copyright © 2019 Journal of Scientific Communication. All rights reserved.