MAKNA SIMBOLIS DALAM NOVEL LAYAR TERKEMBANG

Hanafi Hanafi, Akhmad Baihaqi

Abstract


This study is aiming to investigate (1) the symbolic meaning of the protagonist in Sutan Takdir Alisyahbana's novel of Layar Terkembang; (2) the symbolic meaning of the title of Layar Terkembang novel; and (3) the difference between the symbolic meaning of the former Layar Terkembang novel and its current one. This study used qualitative method.  The results of this study prove that the figure of Maria is a symbolic meaning of past traditional Indonesian culture; meanwhile, the figure of Tuti is a symbolic meaning of modern Indonesian culture, sophisticated to Western-style, dynamic industrialization, and high emancipation. Then, the title of Layar Terkembang is a symbol of efforts to develop intellectualism, industrialization, individuality, science and technology, and information and communication to sophisticated systems. The study also proves that the former Layar Terkembang used to be based on the spirit for Indonesian independence; now is based on the spirit to develop the country in various fields.


Full Text:

PDF

References


Alisyahbana, Sutan Takdir. (1986). Layar Terkembang. Jakarta: Balai Pustaka.

Darmadi, D. M. (2018). Semiotika dalam Puisi Hujan Bulan Juni Karya Sapardi Djoko Damono. Jurnal Membaca Bahasa dan Sastra Indonesia, 3(1), 1-8.

Hafidlah, L. N. (2020). Konflik Batin Perempuan Tangguh pada Novel Layar Terkembang, Saman, dan Bekisar Merah. Sasindo, 8(1).

Lizawati, L. (2016). Pendidikan Karakter Tokoh Wanita dalam Novel Layar Terkembang Karya Sultan Takdir Alisjahbana. Jurnal Pendidikan Bahasa, 5(1), 116-127.

Lantowa, J., Marahayu, N. M., & Khairussibyan, M. (2017). Semiotika: Teori, Metode, dan Penerapannya dalam Penelitian Sastra. Sleman: Deepublish Publisher.

Mawadah, A. H. (2017). Analisis Semiotika dalam Puisi Terjemahan “Akhir Belasungkawa” karya Roland Reutenauer. Jurnal Membaca Bahasa dan Sastra Indonesia, 2(2), 105-110.

Pradopo, Djoko Rachmat. (1995). Beberapa Teori Sastra, Metode Kritik, dan Penerapannya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Ritonga, D. S. (2016). Eksistensi Perempuan dalam Novel Mudhakkirāt Ṭabībah Karya El Saadawi dan Layar Terkembang Karya Alisjahbana. Buletin Al-Turas, 22(2), 325-338.

Rokhmansyah, A. (2014). Studi dan Pengkajian Sastra: Perkenalan Awal terhadap Ilmu Sastra. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Sangidu. (2004). Penelitian Sastra: Pendekatan, Teori, Metode, Teknik, dan Kiat. Yogyakarta: Unit Penerbitan Sastra Asia Barat Fakultas Ilmu Budaya Universitas Gadjah Mada.

Santosa, Puji. (1993). Ancangan Semiotik dan Pengkajian Susastra. Bandung: Angkasa.

Solihat, I. (2017). Makna Dan Fungsi Patung-Patung Di Bundaran Citra Raya Kabupaten Tangerang Provinsi Banten (Kajian Semiotika Charles Sanders Peirce). Jurnal Membaca Bahasa dan Sastra Indonesia, 2(2), 165-174.

Sudjiman, Panuti dan Aart van Zoest. (1996). Serba-serbi Semiotik. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.

Suhendi, D. (2014). Citra Perempuan Rasional-Emosional dalam Novel Layar Terkembang: Analisis Kritik Sastra Feminis.

Teeuw, A. (1984). Sastra dan Ilmu Sastra. Jakarta: Pustaka Jaya.

Wellek, Rene dan Austin Warren. (1989). Teori Kesusastraan. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.

Zoest, Aart van. (1990). Fiksi dan Nonfiksi dalam Kajian Semiotik. Jakarta: Intermasa.




DOI: http://dx.doi.org/10.30870/jmbsi.v6i1.10703

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Copyright (c) 2021 Jurnal Membaca Bahasa dan Sastra Indonesia