REVITALISASI BAHASA SUNDA BANTEN MELALUI "KOMUNITAS AING" SEBAGAI UPAYA PELESTARIAN KEBUDAYAAN DI BANTEN

Rizal Fauzi, Minhatul Ma'arif, Idris Supriadi

Abstract


Bahasa daerah sebagai salah satu penopang perkembangan bahasa Indonesia perlu mendapatkan perhatian lebih. Pelindungan terhadap bahasa daerah yang didasarkan pada amanat UUD 1945 Pasal 32 Ayat 2 menyatakan bahwa negara menghormati dan memelihara bahasa daerah sebagai kekayaan budaya nasional. Atas dasar itu, penelitian yang berkaitan dengan bahasa daerah—dalam hal ini bahasa Sunda Banten menjadi sebuah jejak penting dalam perkembangan bahasa sekaligus pelestarian budaya daerah. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui mekanisme dan cara apa saja yang dilakukan oleh Komunitas Aing dalam merevitalisasi bahasa Sunda Banten sebagai upaya pelestarian kebudayaan di Banten. Melalui pendekatan kualitatif deskriptif, penelitian ini dilakukan untuk mengurai setiap pertanyaan. Penelitian tersebut akan dilaksanakan dengan beberapa tahapan (a) menentukan lokasi dan populasi serta sampel, (b) penyebaran angket ke sejumlah responden yang kemudian dianalisis secara kualitatif (c) observasi nonpartisipan pada kehidupan sehari-hari generasi muda (generasi X dan generasi Y), (d) wawancara terstruktur dan mendalam dengan menggunakan metode snowball yang kemudian dianalisis secara kualitatif. Populasinya yaitu generasi muda Banten yang tinggal di Kota dan Kabupaten Serang, Kabupaten Lebak, dan Kabupaten Pandeglang yang tergabung dalam Komunitas Aing.


Keywords


bahasa Sunda Banten; Revitalisasi Bahasa; Kebudayaan

Full Text:

PDF


DOI: http://dx.doi.org/10.30870/jmbsi.v5i2.9783

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Copyright (c) 2020 Jurnal Membaca Bahasa dan Sastra Indonesia