Pengaruh Peningkatan Temperatur Terhadap Nilai Kalor, Proksimat dan Ultimat Pada Sampah Padat Kota (MSW)

Imron Rosyadi, Yusvardi Yusuf, Aswata Aswata, Muhammad A Fadhil, Haryadi Haryadi

Abstract


Sampah merupakan salah satu permasalahan perkotaan yang sampai saat ini merupakan tantangan bagi pengelola kota, peningkatan jumlah penduduk setiap tahunnya sebanding dengan peningkatan jumlah volume sampah. Sampah khususnya organik dapat dimanfaatkan menjadi bahan bakar padat menggantikan batubara sebagai sumber energi fosil berbentuk padatan jika ditangani dengan baik, perlu adanya penanganan untuk menjadikan sampah organik menjadi bahan bakar padat yang nilai kalornya memenuhi standar. Dengan memanfaatkan panas gas buang dari pembakaran insenerator menggunakan proses torefaksi memungkinkan nilai kalor sampah organik menjadi meningkat setara dengan batubara subbituminious. Dalam penelitian ini, bertujuan untuk mengetahui pengaruh temperatur torefaksi terhadap nilai kalor dari sampah tersebut, guna meningkatkan nilai kalor dari sampah yang memiliki kadar air rata-rata >20%. Sampah organik yang digunakan yakni berbasis nasi sisa makanan dan kayu dalam bentuk pellet kayu dengan temperatur torefaksi 210 oC, 240oC, 270oC dan 300oC selama 1 jam. Pengujian hasil dari produk torefaksi yang dilakukan yakni uji nilai kalor, uji proksimate dan uji ultimate. Dari hasil penelitian, didapat nilai kalor meningkat sebesar 39,3% untuk nasi sisa dan 26,1% untuk pellet kayu dibandingkan dengan yang tidak ditorefaksi, peningkatan nilai kalor paling tinggi terjadi pada produk torefaksi temperatur 300oC yakni 5811 kal/gr untuk nasi sisa dan 5571 kal/gr untuk pellet kayu, hasil proksimate didapat peningkatan karbon tetap sebesar 41,14% serta 38,57% dan kadar abu sebesar 13,13% serta 14,21% sedangkan terjadi penurunan kadar air sebesar 8,54% serta 7,23% dan zat terbang sebesar 50,56% serta 48,73%, hasil ultimate didapat peningkatan karbon serta nitrogen dan penurunan hidrogen. Dari hasil uji tersebut, terjadi dekomposisi senyawa organik menjadi zat-zat volatile. Dengan terbentuknya zat-zat volatile, maka kadar O/C dan H/C akan terus berkurang sehingga meningkatkan kadar karbon sampel dan meningkatkan nilai kalor produk torefaksi.

Keywords


Sampah Padat Kota, Nasi Sisa, Pellet Kayu, Torefaksi, Temperatur dan Nilai Kalor.

Full Text:

PDF


DOI: http://dx.doi.org/10.36055/fwl.v0i0.5843

Refbacks

  • There are currently no refbacks.