Sosialisasi Stunting dan Upaya Pencegahannya Di Desa Padarincang, Kecamatan Padarincang, Kabupaten Serang
Abstract
Abstrak
Usaha untuk menjamin Kesehatan ibu hamil, Kesehatan bayi, balita dan anak usia sekolah termasuk upaya penanganan stunting menjadi Visi Indonesia 2020-2024. Stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada anak balita akibat kekurangan gizi kronis terutama 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK). Kondisi ini disebabkan oleh kurangnya asupan gizi dalam waktu lama serta terjadinya infeksi berulang, dan kedua faktor penyebab ini dipengaruhi oleh pola asuh yang tidak memadai. Kekurangan gizi terjadi sejak bayi dalam kandungan dan pada masa awal setelah bayi lahir akan tetapi, kondisi stunting baru nampak setelah bayi berusia 2 tahun. Permasalahan stunting adalah permasalahan gizi (Rahmadita, 2020) yang dapat menyebabkan tingginya tingkat kematian pada balita di Indonesia bahkan Asia Tenggara (Apriliana &Fikawati,2018). Ragam kebijakan penanggulangan stunting telah dikeluarkan oleh pemerintah melalui 5 (lima) pilar utama yaitu (a) Peningkatan komitmen komitmen dan visi kepemimpinan di kementerian/lembaga, pemerintah daerah provinsi, pemerintah daerah kabupatenfkota,dan pemerintah desa; (b) Peningkatan komunikasi perubahan perilaku dan pemberdayaan masyarakat; (c) Peningkatan konvergensi intervensi spesifik dan intervensi sensitif di kementerian/Lembaga, pemerintah daerah provinsi, pemerintah daerah kabupaten/kota dan pemerintah desa; (d) Peningkatan ketahanan pangan dan gizi pada tingkat individu, keluarga dan masyarakat dan (e) Penguatan pengembangan system, data, informasi, riset dan inovasi serta kebijakan yang bersifat Kerjasama lintas sektor dari pusat sampai dengan pemerintah di tingkat desa (Latifa Suhada Nisa,2018). Kegiatan pengabdian pada masyarakat ini menjadi penting dalam rangka peningkatan kesadaran dan pemahaman terkait stunting dan upaya pencegahannya di Desa Padarincang, Kecamatan Padarincang Kabupaten Serang Propinsi Banten.
Kata Kunci: Penyebab, Stunting, Upaya Pencegahan
Abstract
Effort to ensure the health of pregnant women, infant, toddler and school-age children, including effort to dealing with stunting, are Indonesia’s Vision 2020-2024. Stunting is a condition of failure to thrive in children under five due-to chronic malnutrition, especially the First 1,000 Days of Life It causes by a lack of nutritional intake for a long time and the occurrence of repeated infections, and both of these factors are influenced by inadequate parenting. Malnutrition occurs since the baby is in the womb and in the early days after the baby is born, however, stunting only appears after the baby is two years old. Nutritional problem (Rahmadita,2020) which can cause high mortality rates for children under five in Indonesia and even Southeast Asia (Apriliana & Fikawati, 2018). Various prevention policies has been issued by the government through five main pillars, namely (a) Increasing commitment and leadership vision in ministries/agencies, provincial governments, district/city governments and village governments; (b) Improve communication of behavior change and community empowerment; (c) Increasing the convergence of specific and sensitive interventions in ministries/agencies, provincial governments, district/city governments and village governments; (d) Increasing food and nutrition security at the individual, family and community level and (e) Strengthening the development of system, data, information, research and innovation as well as policies that are cross-sectoral collaboration from the center of the government at the village level (Latifa Suhada Nisa, 2018). This community service activity is importance in order to increase awareness and understanding regarding stunting and its prevention efforts in Padarincang Village of Serang Regency of Banten Province.
Keywords: Causes, Prevention, Stunting
Keywords
Full Text:
PDF 38-45References
Buku Saku Hasil Studi Status Gizi Indonesia (SSGI) Tingkat Nasional, Provinsi dan Kabupaten/Kota tahun 2021. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia
Buku Saku Desa dalam Penanganan Stunting (2017). Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Kemendes PDTT)
Gladys Apriliana & Chandra Fikawati. 2018. Analisis Faktor-Faktor Risiko terhadap Kejadian Stunting padaBalita (0-59 Bulan) di Negara Berkembang dan Asia Tenggara Media Litbangkes, Vol. 28 No. 4, Desember 2018, 247 – 256.
DOI: https://doi.org/10.22435/mpk.v28i4.472
Kinanti Rahmadita.2018. Permasalahan Stunting dan Pencegahannya. Jurnal Ilmiah Sandi Husada. Vol 11, No, 1, Juni 2020, pp; 225-229. p-ISSN: 2354-6093 dan e-ISSN: 2654-4563. DOI: 10.35816/jiskh.v10i2.253
Latifa Suhada Nisa. 2018. Kebijakan Penanggulangan Stunting di Indonesia. Jurnal Kebijakan Pembangunan. Volume 13 Nomor 2 Desember 2018 : 173 – 179. SSN 2085-6091 Terakreditasi. No : 709/Akred/P2MI-LIPI/10/2015
Peraturan Presiden Nomor 72 tahun 2021 tentang Percepatan Penurunan Stunting
Profil Statistik Kesehatan, 2019
Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan, 2018
Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia
Strategi Nasional Percepatan Pencegahan Anak Kerdil (Stunting) 2018-2024.Sekretariat Wakil Presiden Republik Indonesia dan Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia Dan Kebudayaan
DOI: http://dx.doi.org/10.31506/komunitas:jpkm.v2i1.15577
Refbacks
- There are currently no refbacks.