REPRESENTASI KRITIK DALAM KOMIK DARING TAHILALATS DAN IMPLIKASINYA BAGI PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA

Abstract

Abstrak Komik Daring merupakan komik yang diterbitkan di situs web. Sementara banyak diterbitkan secara eksklusif di web, yang lain juga diterbitkan di majalah, koran atau di buku. Komik Daring yang paling fenomenal di Indonesia adalah Tahilalat ditulis dan diilustrasikan oleh Nurfadli Mursyid. Pertama kali dipublikasikan lewat akun Instagramnya pada tahun 2014. Komik harian dengan ciri khas empat panel ini merupakan komik daring paling banyak diikuti dan disukai di Indonesia mencapai 3 jt pengikut. Komik daring ini memiliki genre tentang kehidupan sehari-hari, yang cenderung memiliki "plot twist" yang sulit ditebak pembacanya. Oleh karena itu penulis tertarik untuk meneliti tentang Representasi Kritik dalam komik daring Tahilalats dan Implikasinya bagi Pembelajaran Bahasa Indonesia. Metode yang digunakan adalah Metode kualitatif dengan teknik analisis isi. Pendekatan yang digunakan yakni Pendekatan semiotika dengan harapan dapat membaca simbol dari setiap gambar dan kata-kata yang ditampilkan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa komik daring Tahilalats memiliki representasi kritik terhadap diri sendiri, bagaimana harus bersikap dan berkata jujur, bagaimana harus selalu dapat memotivasi diri sendiri agar berbuat baik dan semangat, bagaimana selalu hati-hati dalam bertindak (bertutur kata), karena dampak besarnya akan dirasakan oleh diri sendiri. Implikasinya dalam pembelajaran Bahasa Indonesia terkait dengan teks Anekdot pada kelas 10 (tingkat SMA) diharapkan dapat memudahkan siswa dalam memahami bahkan menulis teks anekdot, dimana keduanya memiliki ciri yang sama yaitu berkisah tentang sindiran namun jenaka (humor).

Kata Kunci: Komik Daring, Tahilalat, Semiotika, Pembelajaran Bahasa Indonesia