ANALISIS PENERJEMAHAN PUISI “A SONG OF THE SEA” KARYA HSU CHIH MO MENJADI “DATANG DARA HILANG DARA” KARYA CHAIRIL ANWAR

Dase Erwin Juansah

Abstract


Salah satu bidang penerjemahan yang menarik untuk diperbincangkan dan masih diperdebatkan para ahli adalah penerjemahan puisi. Puisi merupakan salah satu karya sastra yang mempunyi ciri-ciri khusus dan unik, yakni tidak hanya merupakan susunan pilihan kata yang padat makna tetapi juga mengandung nilai-nilai estetik (diksi, metafora, imageri dan bahasa figuratif) dan nilai-nilai ekspresif (rima, irama dan tekanan makna). Penerjemahan puisi termasuk penerjemahan yang sulit karena penerjemah tidak hanya mengalihbahasakan kata atau kalimat ke dalam bahasa sasaran tetapi juga bagaimana penerjemah memunculkan kembali nilai-nilai estetik dan ekspresif puisi tersebut. Rumusan masalah dalam penelitian ini a) Prosedur apa yang digunakan oleh Chairil Anwar dalam menerjemahkan pusi A Song of The Sea Karya  Hsu Chih Mo? b) Metode apa yang digunakan oleh Chairil Anwar dalam menerjemahkan pusi A Song of The Sea Karya  Hsu Chih Mo?. Sementara itu tujuan dalam penelitian ini yaitu a) Mendeskripsikan prosedur apa yang digunakan oleh Chairil Anwar dalam menerjemahkan pusi A Song of The Sea Karya  Hsu Chih Mo b) Mendeskripsikan metode apa yang digunakan oleh Chairil Anwar dalam menerjemahkan pusi A Song of The Sea Karya  Hsu Chih Mo. Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa puisi terjemahan “Datang Dara, Hilang Dara” karya Chairi Anwar, yang diterjemahkan dari puisi “A Song Of The Sea” karya Hsu Chih Mo, banyak menggunakan metode adaptasi dan bebas dalam terjemahannya. Hal ini menunjukkan bahwa metode penerjemahan adaptasi dan bebas tepat digunakan untuk menerjemahkan karya-karya sastra, termasuk puisi. Lebih lanjut, kedua metode tersebut juga umumnya digunakan untuk mereproduksi makna kontekstual teks asli secara tepat dengan cara mempertahankan nilai-nilai estetis dan komponen ekspresif, serta pilihan kata yang khas dalam penerjemahannya. Kemudian, prosedur yang dipakai dalam penerjemahan puisi ini lebih banyak menggunakan prosedur modulasi atau pergeseran bentuk. Hal ini dilakukan penerjemah sebagai upaya untuk mengubah sudut pandang dan mengalihkan bentuk bahasa sumber yang sesuai ke dalam bentuk bahasa sasaran. Sekaitan dengan hal itu, maka dapat disimpulkan bahwa penerjemah, dalam hal ini adalah Chairil Anwar, lebih menggunakan metode dan prosedur penerjemahan yang menitikberatkan pada bahasa sasaran, atau dikenal dengan TL Emphasize dalam penerjemahan puisi di atas

 

Kata Kunci : Analisis, Penerjemahan, Puisi


Full Text:

PDF

References


Atmazaki. 1991. Analisis Sajak: Teori, Metodologi, dan Aplikasi. Bandung: Angkasa.

Catford, J.C. 1965. A Linguistic Theory Of Translation. London : Oxford University Press.

Hariyanto, Sugeng dan Zuchridin Suryawinata. 2007. Translation : Bahasa Teori dan Penuntun Praktis Menerjemahkan. Yogyakarta : Kanisius.

Hoed, Benny H. 2006. Penerjemahan dan Kebudayaan. Jakarta : Pustaka Jaya.

Machali, Rochayah. 2000. Pedoman Bag Penerjemah. Jakarta : PT. Grasindo.

Newmark, Peter. 1988a. A Textbook Of Translation. New York. Prentice Hall.

_______. 1988b. Approaches To Translation. Oxford. Pergamon Press.

Nida, E.A., and Charles Taber. 1974. The Theory and Practice Of Translation. Leiden : E.J. brill.

Nurgiyantoro, Burhan. Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. 2007.

Pradopo, Rachmat Djoko. 2007. Pengkajian Puisi. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

________. 2007. Prinsip-Prinsip Kritik Sastra. Yogyakarta: Gajdah Mada University Press.

Wellek, Rene dan Austin Warren. 1989. Teori Kesusastraan. Jakarta: Gramedia.


Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Copyright (c) 2020 Prosiding Seminar Nasional Pendidikan FKIP