Konsekuensi Hukum Hak Referral dan Hak Deferral Dewan Keamanan Terhadap International Criminal Court

Ariesta Wibisono Anditya, Wahyu Adi Mudiparwanto

Abstract


Peran Dewan Keamanan tercantum dalam Statuta Roma yang mana menjadi dasar hukum pembentukan Mahkamah Pidana Internasional. Kewenangan Dewan Keamanan yang diatur dalam Statuta Roma menyangkut perannya untuk memberi rujukan dan menghentikan penyelidikan atau penuntutan.  Secara umum, hak untuk menyerahkan (referral) dan hak untuk menghentikan penyelidikan atau penuntutan (deferral) yang dimiliki oleh Dewan Keamanan mengganggu independensi Mahkamah Pidana Internasional sebagai penegak hukum pidana internasional. Mahkamah Pidana Internasional sebagai entitas internasional berhak menentukan sendiri fungsinya sesuai yang diatur dalam Statuta Roma.Penegakan keadilan oleh Mahkamah Pidana Internasional secara formal dipengaruhi oleh Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa atas dasar adanya Relationship Agreement. Penelitian ini adalah penelitian normatif dengan pendekatan historis, pendekatan teoritis dan pendekatan undang-undang. Undang-Undang dalam pengertian perjanjian internasional dan dokumen terkait. Kesimpulannya, hak referral memberikan keuntungan pada kemandirian Mahkamah Pidana Internasional karena tidak dapat dipaksakan oleh Dewan Keamanan, sedangkan hak deferral dapat mengganggu seketika Dewan Keamanan mengeluarkan resolusi. Deferral dapat diperpanjang sampai waktu yang tidak dibatasi.

Keywords


referral; deferral; statuta roma; dewan keamanan; ICC

Full Text:

PDF

References


Conforti, Benedetto, 2005, The Law and Practice of the United Nations, Martinus Nijhoff Publisher : The Netherlands.

Diantha, I Made Pasek, 2017, Metodologi PenelitianHukum Normatif dalam Justifikasi Teori Hukum, Prenada Media Group, Jakarta.

Hiariej, Eddy O.S., 2009, Pengantar Hukum Pidana Internasional, Penerbit Erlangga : Jakarta.

Jain, Neha, “A Separate Law for Peacekeepers: The Clash between the Security Council and the International Criminal Court”, The European Journal of International Law, Volume 16, No. 2, 2005.

Kelsen, Hans, 2000, The Law of the United Nations: A Critical Analysis of Its Fundamental Problems, The Lawbook Exchange : New Jersey.

Kocar, Yasin, “The Relationship Between the International Criminal Court and the United Nations Security Council”, Law & Justice Review, Year 6, Issue 11, Desember 2015.

Moss, Lawrence, “The UN Security Council and the Criminal Court, Towards a More Principled Relationship”, International Policy Analysis, March, 2012, Friedrich Ebert Stiftung, Germany.

Obura, Ken, “The Security Council and the International Criminal Court: When Can the Security Council Defer a Case?”, Strathmore Law Journal, Juni, 2015.

The Negotiated Relationship Agreement Between the International Criminal Court and the United Nations (Relationship Agreement), entry into force on October 2004.

The Rome Statute of the International Criminal Court, Rome, July 1st, 1998, entry into force on July 1st, 2002.

The Charter of the United Nations and Statute of the International Court of Justice, 1945, San Fransisco, entry into force on October 24th , 1945.

Trahan, Jennifer, “The Relationship Between the International Criminal Court and the U.N. Security Council: Parameters and Best Practices”, Criminal Law Forum Springer.




DOI: http://dx.doi.org/10.51825/tjil.v1i2.17763

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Copyright (c) 2023 Tirtayasa Journal of International Law

EDITORIAL ADDRESS
 
Faculty of Law, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa
Jl. Raya Palka KM 3, Sindangsari, Kec. Pabuaran, Kab. Serang, Provinsi Banten       
Telp. (0254) 280330 Ext. 218, Fax.: (0254) 281254
Website: https://jurnal.untirta.ac.id/index.php/tirtayasatjil
E-mail  : [email protected] 

OPEN ACCESS POLICY

Tirtayasa Journal of International Law (TJIL) is an open access journal, so articles are freely available to the readers.

 This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.