Edukasi perlindungan pantai wilayah pesisir (Pulo Panjang, Serang, Banten)
Abstract
Pulo Panjang merupakan sebuah desa yang wilayahnya berupa pulau kecil yang berada di wilayah administrasi Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten. Berdasarkan hasil survei dengan mendatangi lokasi yang terdampak bencana pada wilayah pesisir Pulo Panjang sering terjadi bencana banjir banjir, rob (air pasang), erosi dan abrasi pantai. Tujuan dari kegiatan pengabdian ini adalah pemberdayaan masyarakat dalam menghadapi potensi bencana erosi dan abrasi pantai yang terjadi di wilayah Pulo Panjang. Metode digunakan dalam pengabdian masyarakat in adalah memberdayakan masyarakat dengan Edukasi Perlindungan Pantai Wilayah Pesisir (Pulo Panjang, Serang - Banten) guna membangun kesadaran masyarakat tentang potensi bencana pada pesisir Pulo Panjang dan tindakan mitigasi dapat dilakukan oleh masyarakat setempat. Kegiatan edukasi dalam 2 (dua) bentuk kegiatan yaitu sosialisasi/diskusi potensi bencana wilayah pesisir dan edukasi mitigasi bencananya dengan masyarakat Pulo Panjang dan tokoh-tokoh masyarakat. Mitigasi bencana pada erosi pantai dapat dilakukan secara alamiah (tanaman mangrove, karang, gumuk pasir) dan secara buatan (konstruksi seawall, groin, pemecah gelombang terpisah & sejajar pantai). Edukasi pada pengabdian masyarakat ini lebih difokuskan pada mitigasi bencana erosi secara alami yaitu penanaman mangrove, pencegahan pengambilan pasir pantai dan pencegahan pengambilan batu karang.
Pulo Panjang is a village whose territory is a small island located in the administrative area of Pulo Ampel District, Serang Regency, Banten Province. Based on the results of a survey visiting locations affected by disasters in the coastal area of Pulo Panjang, floods often occur, floods, tidal waves, erosion, and coastal abrasion. This service activity aims to empower the community in dealing with the potential erosion and coastal abrasion that occurred in the Pulo Panjang area. The method used in this community dedication is to empower the community with Coastal Protection Education for the Coastal Area (Pulo Panjang, Serang - Banten) to build public awareness about the potential for disasters on the Pulo Panjang coast and mitigation actions can be carried out by the local community. Educational activities in 2 (two) forms of activity, namely socialization/discussion of potential disasters in coastal areas and education on disaster mitigation with the Pulo Panjang community and community leaders. Disaster mitigation of coastal erosion can be done naturally (mangroves, corals, sandbanks) and artificially (construction of seawalls, groins, and detached breakwaters & parallel to the coast). Education in community service is more focused on mitigating natural erosion disasters, namely planting mangroves, preventing beach sand taking, and preventing coral rock.
Keywords
Full Text:
PDFReferences
B. Triatmodjo, Teknik Pantai, Beta Yogyakarta: Offset, 2008.
B. Triatmodjo, Pelabuhan, Yogyakarta: Beta Offset, 1996.
B. Triatmodjo, Perencanaan Pelabuhan, Yogyakarta: Beta Offset, 2003.
Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan, “Pulau Panjang: Laporan Akhir”. Serang: Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan, 2017, [Online], Tersedia: https://dlhk.bantenprov.go.id/upload/article-pdf/Pulau%20Panjang%20laporan%20akhir .pdf diakases Tanggal 30 September 2022.
E. Kaminarsih, “Pemanfaatan ekosistem mangrove bagi minimasi dampak bencana di wilayah pesisir”, Jurnal Manajemen Hutan Tropika, vol. 13, no. 3, pp. 182-187, Desember, 2007, ISSN: 0215-157X.
R. Hartati, R. Pribadi, R. W. Astuti, & R. Yesiana, & I. H. Yuni, “Kajian pengamanan dan perlindungan pantai di wilayah pesisir Kecamatan Tugu dan Genuk, Kota Semarang”, Jurnal Kelautan Tropis, vol. 19, no. 2, pp. 95–100, November, 2016, ISSN: 0853-7291, doi: 10.14710/jkt.v19i2.823.
M. Munandar, & I. Kusumawati, “Studi analisis faktor penyebab dan penanganan abrasi pantai di wilayah pesisir Aceh Barat”, Jurnal Perikanan Tropis, vol. 4, no. 1, pp. 47-56, 2017, ISSN: 2355-5564, doi: 10.35308/jpt.v4i1.55.
N. Hidayat, “Konstruksi bangunan laut dan pantai sebagai alternatif perlindungan daerah pantai”, Jurnal SMARTek, vol. 4, no. 1, pp. 10-16, Februari, 2006.
S. Subekti, Bahan Ajar Teknik Pantai, Cilegon: Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa, 2020.
M. Zikra, “Kegiatan survey lapangan untuk inventarisasi permasalahan kerusakan pesisir pantai di Kabupaten Tegal, Jawa tengah”, Jurnal Kelautan, vol. 2, no. 1, pp. 20-26, April, 2009, ISSN : 1907-9931.
I. Majid, M. H. I. A. Muhdar, F. Rohman, & I. Syamsuri, “Konservasi hutan mangrove di pesisir pantai Kota Ternate terintegrasi dengan kurikulum sekolah”, Jurnal BIOeduKASI, vol. 4, no. 2, pp. 488-496, Maret, 2016, ISSN :2301-427X
R. E. Plangiten, H. Taore, H. Sibi, & D. R. O. Walngitan, “Pemilihan sistem pengamanan pantai dengan menggunakan metode analytical hierarchy process (Studi kasus: Pantai Wori di Kecamatan Wori Kabupaten Minahasa Utara)”, Jurnal Sipil Statik, vol. 1, no. 8, pp. 579-586, Juli, 2013, ISSN: 2337-6732.
N. Yuwono, T. E. Bhakty, O. Setyandiko, W. Nurfaida, M. A. Thaha, H. Umar, D. N. Sugianto, B. Surendro, B. Triyanto, S. Subekti, & R. T. Nalarsih, Teknik Perlindungan dan Pengamanan Wilayah Pesisir, Jakarta: Penerbit Kasinius, 2020.
Ahmed, H., Wave Interaction with Vertical Slotted Walls as Permeable Breakwater, Ph.D Thesis, Hydro Science (IGAW), Bergische Universitat Wupertal, Germany, 2020.
Departemen Kelautan dan Perikanan, Pedoman: Mitigasi Bencana Alam di Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil, Jakarta: Direktorat Jenderal Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil Departemen Kelautan dan Perikanan, 2005.
DOI: http://dx.doi.org/10.36055/cecd.v1i1.17252
Refbacks
- There are currently no refbacks.
Civil Engineering for Community Development is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.