Pemanfaatan Bambu Pada Hand Railing Di Akses Wisata Curug Leuwi Jatatan
Abstract
Desa Bantarwangi merupakan desa disemenanjung Kabupaten Serang. Desa Bantarwangi memiliki luas wilayah sebesar 3099 ha desa di semenanjung Kabupaten Serang letaknya yang berdekatan dengan laut menjadi daya ikat masyarakat luas untuk melakukan kegiatan berlibur maupun rekreasi. Curug Leuwi Jatatan yang berada di Desa Bantarwangi tepatnya di Kampung Calung yang juga merupakan sumber kegiatan cuci kakus bagi warga Desa Bantarwangi. Potensi Desa yang kaya akan kawasan wisata sudah seharusnya diperhatikan oleh pemerintah maupun masyarakat terutama pada akses jalan dan fasilitasnya. Penting diperhatikan dalam hal ini adalah akses menuju Kawasan Curug Leuwi Jatatan dimana akses jalan yang terjal dan curam menjadi perhatian bagi civitas akademik. Berkolaborasi dengan mahasiswa Universitas Bina Bangsa berkontrubusi untuk masyarakat Desa Bantarwangi dengan membangun Hand Railing atau pagar tangan yang berbahan dasar bambu sebagai penunjang keselamatan pengunjung Curug Leuwi Jatatan menjadi tujuan pengabdian kepada masyarakat. Dengan menggunakan metode Plugin/ Bolt Connection yang merupakan sambungan batang yang saling bersilangan diharap pemanfaatan bambu ini dapat dirasakan oleh masyarakat maupun pengunjung. Semoga dengan adanya karya dari civitas akademik ini dapat bermanfaat dan menjadi bentuk karya yang alami dari alam untuk alam serta dirasakan oleh masyarakat maupun pengunjung Curug Leuwi Jatatan.
Bantarwangi Village is a the peninsula of Serang Regency. Bantarwangi Village has an area of 3099 ha. The village on the peninsula of Serang Regency is located close to the sea, which is a binding force for the wider community to carry out holiday and recreational activities. Curug Leuwi Jatatan is located in Bantarwangi Village, specifically in Calung Village, which is also a source of latrine washing activities for the residents of Bantarwangi Village. The potential of a village that is rich in tourist areas should be paid attention to by the government and the community, especially regarding road access and facilities. Important to note in this case is the access to the Curug Leuwi Jatatan area where the steep and steep road access is a concern for the academic community. Collaborating with Bina Bangsa University students, they contributed to the community of Bantarwangi Village by building Hand Railings or hand fences made from bamboo to support the safety of visitors to the Leuwi Jatatan Waterfall as a goal of community service. By using the Plugin/Bolt Connection method, which is a connection of crossed stems, it is hoped that the use of bamboo can be felt by the public and visitors. Hopefully this work from the academic community will be useful and become a natural form of work from nature for nature and will be felt by the community and visitors to Curug Leuwi Jatatan.
Keywords
Full Text:
PDFReferences
D. L. Jayanetti and P. R. Follett, ‘Bamboo in construction’, in Modern bamboo structures, CRC Press, 2008, pp. 35–44.
N. K. A. Artiningsih, ‘Pemanfaatan bambu pada konstruksi bangunan berdampak positip bagi lingkungan’, Metana, vol. 8, no. 01, 2012.
A. A. Nurazka, T. Pynkyawati, M. A. M. U. Davis, and R. R. Garnida, ‘BAMBOO AS A STRUCTURE AND CONSTRUCTION MATERIAL IN THE DESIGN OF THE BAMBOO BUKIT VILLA’, Journal of Architectural Research and Education, vol. 3, no. 1, pp. 22–30, May 2021, doi: 10.17509/jare.v3i1.33943.
S. K. Paudel, ‘Engineered bamboo as a building material’, in Modern bamboo structures, CRC Press, 2008, pp. 45–52.
S. Bhalla, N. K. Gupta, and R. Suresh, ‘Bamboo as Green Alternative to Concrete and Steel for Modern Structures’, 2008. [Online]. Available: https://www.researchgate.net/publication/264042667
T. Indrianeu, S. G. Marlyono, E. B. Singkawijaya, A. E. Putri, B. B. Asya, and A. Hadiansyah, ‘Kearifan Lokal Masyarakat Kampung Naga Dalam Pemanfaatan Bambu Untuk Upaya Pelestarian Lingkungan Hidup’, Geoedusains: Jurnal Pendidikan Geografi, vol. 3, no. 1, pp. 13–24, 2022.
A. Mayasari and A. Suryawan, ‘Keragaman jenis bambu dan pemanfaatannya di Taman Nasional Alas Purwo’, Info BPK Manado, vol. 2, no. 2, pp. 139–154, 2012.
D. F. Muhtar, Y. Sinyo, and H. Ahmad, ‘Pemanfaatan tumbuhan bambu oleh masyarakat di kecamatan oba utara kota tidore kepulauan’, SAINTIFIK@: Jurnal Pendidikan MIPA, vol. 1, no. 1, pp. 37–44, 2017.
Y. Sinyo, N. Sirajudin, and S. Hasan, ‘Pemanfaatan tumbuhan bambu: kajian empiris etnoekologi pada masyarakat Kota Tidore Kepulauan’, SAINTIFIK@: Jurnal Pendidikan MIPA, vol. 1, no. 2, 2017.
R. Batubara, ‘Pemanfaatan bambu di Indonesia’, Program Ilmu Kehutanan Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, 2002.
R. Fahrina and I. Gunawan, ‘Pemanfaatan bambu betung bangka sebagai pengganti tulangan balok beton bertulangan bambu’, in Forum Profesional Teknik Sipil, Bangka Belitung University, 2014, p. 55873.
DOI: http://dx.doi.org/10.62870/cecd.v3i2.32095
Refbacks
- There are currently no refbacks.
Civil Engineering for Community Development is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.