TRADE NETWORKS AND MARITIME COMMODITIES IN THE SAMUDERA PASAI SULTANATE 13TH TO 15TH CENTURIES
Abstract
This article is research on one of the sultanates in the Archipelago, the Sultanate of Samudera Pasai. This research aims to discover the brief history of the Sultanate of Samudera Pasai, the trade network of Samudera Pasai with other nations, and the maritime commodities in the Sultanate of Samudera Pasai. The author in this paper uses literature or library research methods and historical research methods. Based on the research results, Samudera Pasai was located in the strategic Malacca Strait, which made Samudera Pasai the center of maritime trade between nations. Samudera Pasai was also known as a place of spice trade because it produced and sold much pepper. Pasai's strategic location in the Strait of Malacca established trade networks with other nations, especially the Indians and Chinese. The number of traders from various nations made all commodities or trade goods from all over the world can be found at the port of Samudera Pasai. The types of commodity goods that came from outside the Sultanate of Samudera Pasai were tombstones and ceramics. Meanwhile, the types of commodities that came from Samudera Pasai or locally were pepper and pottery.
Keywords
Full Text:
PDFReferences
Alfian, T. I. (1973). Kronika Pasai : Sebuah Tinjauan Sejarah. Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada.
Alfian, T. I. (2005). Kontribusi Samudra Pasai Terhadap Studi Islam Awal Di Asia Tenggara. Yogyakarta: Cenninets Press.
Amiruddin, H. (2008). Aceh dan Serambi Makkah. Yogyakarta: Multi Solusindo.
Andaya, L. Y. (2019). Selat Malaka: Sejarah Perdagangan dan Etnisitas. Depok: Komunitas Bambu.
Annisa, F. (2016). Kerajaan-Kerajaan Dan Pelabuhan Besar di Nusantara. UNIVERSITAS ISLAM NEGERISUNAN GUNUNG DJATI, 3-6.
Ardianto, Elvinaro. 2011. Metode Penelitian untuk Public Relations Kuantitatif dan Kualitatif. Bandung : Simbiosa Rekatama Media.
Dunn, R. E. (2018). Petualangan Ibnu Battuta, Seorang Musafir Muslim Abad-14. Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia.
FITRIANI. (2019). Persepsi Masyarakat Terhadap Situs Makam Kerajaan Pasai. Universitas Islam Negeri Ar-Raniry, 25-30.
Guillot, C. (2008). Barus : Seribu Tahun Yang Lalu. Jakarta: KPG (Kepustakaan Populer Gramedia).
Hamid, A. R. (2018). Sejarah Maritim Indonesia. Yogyakarta: Ombak.
Hamid, A. R. (2021). Jalur Rempah Dan Islamisasi Nusantara: Jaringan Samudera Pasai Abad XIII–XVI. Jurnal Masyarakat dan Budaya, Volume 23 No. 3, 275-277.
Herlina, S. M. (2021). Upaya Peningkatan Pendidikan, Keahlian dan Profesionalisme Sumber Daya Manusia Pelayaran Indonesia. Jurnal Ilmiah M- Progress VOL.11, NO. 2, 107.
Inagurasi, L. H. (2017). Komoditas Perdagangan di Pelabuhan Internasional Samudra Pasai pada Masa Dulu dan Masa Kini. Kapata Arkeologi, 13(1), 21. https://doi.org/10.24832/kapata.v13i1.375
Rahmawati, M., Riyadi, M. I., & Rizaldy, R. J. (2019). Sungai Bengawan Solo: Tinjauan Sejarah Maritim Dan Perdagangan Di Laut Jawa. Jurnal: Candrasangkala, 5(2), hlm: 24-39.
Ismail, M. G. (1997). Pasai Dalam Perjalanan Sejarah : Abad Ke-13 sampai Awal Abad Ke-16. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI .
Iswanto, J. (2021). Pertumbuhan Institusi Sosial Politik Samudera Pasai, Malaka, Banten dan Mataram. Jurnal Bilqolam Pendidikan Islam, 42-45.
Kamaluddin, L. M. (2005). Indonesia Sebagai Negara Maritim Dari Sudut Pandang Ekonomi. Malang: Universitas Muhammadiyah Malang.
Kasnowihardjo, G. (2017, Agustus 2). Kemdikbud. Retrieved from https://kebudayaan.kemdikbud.go.id/: https://kebudayaan.kemdikbud.g o.id/dpk/nenek-moyangku-orang- pelaut-menengok-kejayaan- kemaritiman- indonesia-masa- lampau
Koentjaraningrat. (2009). Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta: Rineka Cipta.
Lapian, A. B. (2017). Pelayaran dan perniagaan nusantara abad ke- 16 dan 17. Depok: Komunitas Bambu.
Marsden, W. (2008). Sejarah Sumatera. Jakarta: Komunitas Bambu.
Marsetio, L. T. (2017). Kedaulatan Maritim di Serambi Mekah: Perspektif Budaya dan Pariwisata. Universitas Syiah Kuala Banda Aceh, 1-3.
Pamoentjak, K. S. (1993). Seluk-beluk dan teknik perniagaan. Jakarta: PT. Pradnya Paramita.
Poesponegoro, M. D. (1993). Sejarah Nasional Indonesia Jilid 3: Zama Pertumbuhan dan Perkembangan Kerajaan- kerajaan Islam di Indonesia 1500-1800. Jakarta: Balai Pustaka.
Purnawibowo, S. (2009). Deureuham dan Aktivitas Perdagangan Maritim di Samudera Pasai. Balai Arkeologi Medan, 210-212.
Reid, A. (2011). Asia Tenggara Dalam Kurun Niaga 1450-1680 Jilid 2 : Jaringan Perdagangan Global. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.
Reid, A. (2014). Asia Tenggara dalam Kurun Niaga 1450-1680 Jilid 1: Tanah di Bawah Angin. Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia.
Said, M. (2007). Aceh Sepanjang Abad : Jilid 1. Medan: Harian Waspada.
Sulistiono, B. (2015). Menelusuri tinggalan Arkeologi Kesultanan Samudera Pasai. Lembaga Pentashihan & Mushaf alQur’an,1-8.
Sulistiyono, S. T. (2016). Paradigma Maritim dalam Membangun Indonesia: Belajar dari Sejarah. Lembaran Sejarah Vol. 12 No. 2 , 85-86.
Turner, J. (2011). Sejarah rempah: dari erotisme sampai imperialisme. Depok: Komunitas Bambu
Yuliati. (2014). Kejayaan Indonesia Sebagai Negara Maritim (Jalesveva Jayamahe). Jurnal Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, Th. 27, Nomor 2, 129-130.
DOI: http://dx.doi.org/10.30870/candrasangkala.v9i2.21604
Refbacks
- There are currently no refbacks.
View My Stats
Statistic Counter since April 2022
Candrasangkala: Jurnal Pendidikan dan Sejarah (CJPS) ISSN: 2477-8214 (online) | ISSN: 2477-2771 (print)
Published by Department of History Education Universitas Sultan Ageng Tirtayasa in collaboration with Perkumpulan Program Studi Pendidikan Sejarah Se-Indonesia (P3SI) and Perkumpulan Prodi Sejarah se-Indonesia (PPSI)
Address: Jl. Ciwaru Raya No. 25, Sempu, Kota Serang, Banten 42117, Indonesia
Email: [email protected]
MAP OUR OFFICE: