BABU: AGEN PERUBAHAN GAYA HIDUP DI JAWA PADA MASA AKHIR KOLONIAL BELANDA
Abstract
Pasca dibukanya Terusan Suez dan kemudahan transportasi, jumlah perempuan Eropa yang datang ke Hindia Belanda mengalami peningkatan. Di tanah koloni, mereka membutuhkan jasa pembantu untuk membantu menjaga dan merawat anak-anaknya. Tidak hanya perempuan Eropa yang bekerja di luar rumah, perempuan-perempuan Eropa yang tidak bekerja pun membutuhkan jasa babu. Hal itu karena mereka tidak mampu untuk mengurus sendiri anak-anaknya. Di samping tugasnya sebagai pengasuh anak, pekerjaannya tersebut memberikan kesempatan bagi perempuan-perempuan pribumi tersebut untuk akrab dengan modernitas. Masalah kebersihan dan kesehatan merupakan hal yang penting untuk diperhatikan oleh babu. Kebiasaan menjaga kebersihan dan kesehatan untuk majikannya dan juga dirinya sendiri, membawa perubahan gaya hidup pada diri mereka yang dibawanya ke masyarakat.
Keywords
Full Text:
PDF (Indonesian)References
Amir Karamoy. 1984. “Program Perbaikan Kampung: Antara Harapan dan Kenyataan”, dalam Prisma, No. 6.
Ardela Iga Pratiwi. 2018. “Antara Otoritas dan Simbol: Babu dalam Keluarga-Keluarga Eropa di Jawa pada 1900-1942”, Tesis Program Studi S-2 Ilmu Sejarah, Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada.
Bauduin. 1927. D.C.M, Het Indische Leven, 'S-Gravenhage: H.P. Leopald's.
Carpenter, Frank. G. 1923. Java and The East Indies, Java, Sumatra, Celebes, The Moluccas, New Guinea, Borneo, and the Malay Peninsula. New York: Dooubleday, Page & Company.
Chrysanti Hasibuan-Sedyono. 1996. “Perempuan di Sektor Formal, dalam GardinerMayling, Wageman, Milderd L.E., Suleemari, Evelyn & Sulastri, Perempuan Indonesia: Dulu dan Kini. Jakarta: PT.Gramedia.
Colombijn, Freek. 2005. Martine Barwegen, Purnawan Basundoro dan Johny Alfian Khusyauru. 2005. Kota Lama Kota Baru: Sejarah Kota-Kota di Indonesia. Yogyakarta: Ombak.
De Huisvrouw in Indie, Agustus 1933.
De Huisvrouw in Indie, Juli 1940.
De Huisvrouw in Indie, Juni 1941.
Gouda, Frances. 2007. Dutch Culture Overseas: Praktik Kolonial di Hindia Belanda, 1900-1942. Jakarta: Serambi Ilmu Semesta.
Haryoto Kunto. 1986. Semerbak Bunga di Bandung Raya. Bandung: Granesia.
Kloppenburg-Versteegh. 1913. J., Het Leven van De Europeesche Vrouw in Indie, Deventer: Dixon.
Locher-Scholten, Elsbeth. 1994. “Orientalism and the Rhetoric of the Family: Javanese Servants in Europe Household Manuals and Children’s Fiction”. Indonesia, No. 58, Oktober.
Nordholt, Henk Schulte. 2011. “Modernity and Culture Citizenship in the Netherlands Indies: An Illustrated Hypothesis”. Journal of Southeast Asian Studies. Vol. 42, Issue 3, Oktober.
Puji Retno Hardiningtyas. 2018. “Mimikri, Mockery, dan Resistansi Gaya Hidup Pribumi terhadap Budaya Kolonial Belanda dalam Tetralogi Pulau Buru”, dalam Metasastra. Vol. 11 No.1.
Ratna Saptari. 2013. “Melalui Lensa Domestik: Pembantu Rumah Tangga dan Masalah Ingatan dalam Proses Dekolonisasi”, dalam Erwiza Erman dan Ratna Saptari (ed.), Dekolonisasi: Buruh Kota dan Pembentukan Bangsa, Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia; KITLV-Jakarta.
Stoler, Ann Laura dan Karen Strassler, “Casting for the Colonial: Memory Work in ‘New Order’ Java”, Comparative Studies in Society and History, Vol. 42, No. 1, Januari 2000.
DOI: http://dx.doi.org/10.30870/candrasangkala.v10i1.24642
Refbacks
- There are currently no refbacks.
View My Stats
Statistic Counter since April 2022
Candrasangkala: Jurnal Pendidikan dan Sejarah (CJPS) ISSN: 2477-8214 (online) | ISSN: 2477-2771 (print)
Published by Department of History Education Universitas Sultan Ageng Tirtayasa in collaboration with Perkumpulan Program Studi Pendidikan Sejarah Se-Indonesia (P3SI) and Perkumpulan Prodi Sejarah se-Indonesia (PPSI)
Address: Jl. Ciwaru Raya No. 25, Sempu, Kota Serang, Banten 42117, Indonesia
Email: [email protected]
MAP OUR OFFICE: