KEPUTUSAN PASANGAN SUBUR UNTUK TIDAK MEMILIKI ANAK
Abstract
Setiap hubungan keluarga atau rumah tangga akan lengkap bila terdiri dari ayah, ibu, dan anak. Sehingga, hubungan rumah tangga antara suami-istri yang tidak dan belum memiliki anak dianggap belum sempurna. Dengan demikian, banyak pasangan suami istri yang merencanakan program kehamilan setelah mereka menikah. Suami-istri rela melakukan segala cara agar mendapatkan anak dari rahimnya sendiri, berbeda dengan beberapa negara yang menjadikan tonggak anak sebagai kesempurnaan dalam pernikahan. Namun, stigmatisasi orang Indonesia terhadap fenomena tersebut sedikit ditepis oleh beberapa orang Indonesia yang menganut paham feminisme dan memegang teguh prinsip childfree atau keinginan untuk tidak menghasilkan keturunan atau tidak memiliki anak, meskipun sudah menikah. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis Bagaimana keadaan rumah tangga dengan ada atau tidaknya anak, dan untuk mengetahui pula tujuan dari pasangan suami istri yang tidak ingin memiliki anak. Data yang didapatkan dalam penelitian ini menggunakan kualitatif denga metode analisis farming yang diambil melalui platform media massa atau internet. dengan harapan hasil yang didapat dari penelitian ini bisa membedakan tentang stigmatisasi yang kental di Indonesia mengenai ada atau tidaknya anak dalam rumah tangga.
Full Text:
PDFReferences
Chester, R. (1972). Is there a relationship between childlessness and marriage breakdown? Journal of Biosocial Science, 4(4), 443-454. doi:10.1017/S0021932000008774
Dariyo, A. (2007). Psikologi perkembangan anak tiga tahun pertama. Jakarta: Grasindo
Nauck, B. (2014). Value of children and the social production of welfare. Demographic Research, 30 (66), 1793-1824. Doi: 10.4054/DemRes.2014.30.66
Peters, K., Jackson, D & Rudge, T. (2011). Surviving the adversity of childlessness: Fostering resilience in couples. Contemporary Nurse, 40 (1), 130 – 140. Retrieved from https://www.tandfonline.com/Doi/abs/10.5172/conu.2011.40.1.130
Anjani, R., Hairunnisa, & Khoirunisa, A. R. (2020). Kampung KB Sebagai Upaya Merubah Paradigma Banyak Anak Banyak Rejeki". Proceedings Universitas Pamulang, 1(2), 141–146. https://jurnal.umj.ac.id/index.php/SAMASTA/article/view/7226/4454
Channel Analisa. (2021). “Kpn Punya Anak?Aku Pengen Punya Ponakan Online”Jawaban& Alasan GITA SAVITRI utk Pertanyaan Tersebut. www.youtube.com. https://www.youtube.com/watch?v=rwd5i9XXEKM&t=856s
HAPSARI, I. I., & SEPTIANI, S. R. (2015). Kebermaknaan Hidup Pada Wanita Yang Belum Memiliki Anak Tanpa Disengaja (Involuntary Childless). JPPP - Jurnal Penelitian Dan Pengukuran Psikologi, 4(2), 90–100. https://doi.org/10.21009/jppp.042.07
Manusia, M. (2021). Childfree by Choice: Semua Hal Itu Egois. www.youtube.com. https://www.youtube.com/watch?v=VqAoFRj_u5E
Mardiyan, R., & Kustanti, E. R. (2016). Kepuasan Pernikahan Pada Pasangan Yang Belum Memiliki Keturunan. Empati, 5(3), 558–565.
Patnani, M., Takwin, B., & Mansoer, W. W. (2021). Bahagia tanpa anak? Arti penting anak bagi involuntary childless. Jurnal Ilmiah Psikologi Terapan, 9(1), 117. https://doi.org/10.22219/jipt.v9i1.14260
Putri, M., & Masykur, A. (2013). Penerimaan Diri Pada Istri Yang Mengalami Involuntary Childless (Ketidakhadiran Anak Tanpa Disengaja). None, 2(4), 256–265.
TirtoID. (2021). Nikah Tapi Memilih Gak Punya Anak, Kok Bisa? https://www.youtube.com/watch?v=tdjaFevIJPQ
DOI: http://dx.doi.org/10.30870/hermeneutika.v8i1.13043
Refbacks
- There are currently no refbacks.
Copyright (c) 2022 Hermeneutika : Jurnal Hermeneutika
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.
Published by Department of Sociology Education, Faculty of Teacher Training and Education, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa
Jl. Ciwaru, No. 25, Serang, Banten
[email protected]
Jurnal Hermeneutika is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License
Hermeneutika : Jurnal Hermeneutika Indexed by: