Fashion dan Gaya Hidup: Representasi Citra Muslimah Cantik, Modis dan Fashionable dalam Iklan Wardah

Yustika Irfani Lindawati

Abstract


Abstrak

Wanita dan kecantikan merupakan dua hal yang saling berhubungan erat, ibarat dua sisi mata uang. Citra cantik telah demikian meresap dan diterima nyaris tanpa resistensi oleh masyarakat. Media terutama iklan mempunyai peran besar dalam mengkonstruksi citra cantik. Bahkan kini muncul tren fashion hijab dimana berisi wanita-wanita muslimah berhijab yang tetap tampil modis dan fashionable. Tren fashion hijab ini dimanfaatkan oleh pelaku industri kecantikan khususnya kosmetik seperti Wardah untuk meluncurkan produk kosmetiknya dengan melekatkan sensibilitas agama dalam produknya. Wardah muncul dengan mengusung wacana kosmetik halal sehingga mampu menggaet konsumen dari kalangan wanita muslim berhijab untuk percaya menggunakan produk kosmetiknya. Iklan kosmetik Wardah pun menampilkan Dewi Sandra sebagai selebriti berhijab untuk menambah kesan Islami pada produk Wardah. Pemilihan Dewi Sandra sebagai brand ambasador Wardah ternyata mampu merepresentasikan citra muslimah berhijab yang modis dan fashionable. Hal ini terlihat dalam iklan Wardah Exclusive Series versi Dewi Sandra di Paris. Adegan yang ditampilkan dalam iklan tersebut memperlihatkan bahwa wanita muslim berhijab dapat tampil modis dan fashionable dengan gaya berpakaian sesuai trend fashion yang tengah populer. Baudlillard menjelaskan fenomena ini dengan mengatakan bahwa masyarakat ini telah teracuni oleh tanda dan dari segala macam jenis produksi massa. Kondisi ini memicu masyarakat untuk selalu berdandan, selalu tampil modis dan fashionable (dandy) dalam setiap interaksi sosialnya. Wanita muslim berhijab kini terjebak dalam lautan panggung yang tidak bisa memisahkan mana yang riil dan tidak rill karena mereka berpenampilan layaknya public figure dalam setiap kesempatan.

Kata kunci: Cantik, kosmetik halal, wanita muslim

 

Abstract

Women and beauty are two things that are closely interrelated, like two sides of a coin. Beautiful images have been so pervasive and accepted almost without resistance by the public. Media, especially advertising, has a big role in constructing beautiful images. Women's fashion and lifestyle are not separated from the affairs of the canti. Even now there is a hijab fashion trend which contains Muslim women wearing hijab who still look fashionable and fashionable. This hijab fashion trend is used by beauty industry players, especially cosmetics such as Wardah to launch their cosmetic products by attaching religious sensibility in their products. Wardah came up with a halal cosmetics discourse that was able to attract consumers from Muslim women wearing hijab to believe in using their cosmetic products. Wardah cosmetics commercials also feature Dewi Sandra as a hijab celebrity to add an Islamic impression to Wardah products. The selection of Dewi Sandra as ambasador brand Wardah'swas able to represent the image of a fashionable and fashionable Muslim hijab. This can be seen in the Wardahadvertisement by Exclusive Series Dewi Sandra in Paris. Baudlillard explains this phenomenon by saying that this society has been poisoned by signs and from all kinds of mass production. This condition triggers people to always dress up, always look fashionable and fashionable (dandy) in every social interaction. Muslim women wearing hijab are now trapped in a sea of stage that cannot separate what is real from real because they look like public figures at every opportunity.

Key word: beauty, halal cosmetics, muslim women

Full Text:

PDF

References


Chaney, David, 2004, Lifestyle Sebuah Pengantar Komprehensif, Jalasutra, Yogyakarta.

Featherstone, Mike. 2001. Postmodernisme dan Budaya Konsumen. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

George Ritzer & Douglas J. Goodman. 2010. Teori Sosiologi Modern. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Hendraningrum, Retno dan M. Edy Susilo. Fashion dan Gaya Hidup: Identitas dan Komunikasi dalam Jurnal Ilmu Komunikasi, Volume 6, Nomor 2, Mei – Agustus 2008.

Ibrahim, Idy Subandi (Ed.). 2007. Budaya Populer sebagai Komunikasi. Yogyakarta: Jalasutra.

Abu Hashifah al Anwar. 2013. Fiqh Make up Bagi Kaum Wanita diakses dari https://radiomajas.com/fiqh-bermake-up-bagi-wanita/ pada 27 Juni 2018.

Evieta Fadjar. 2014. Kosmetika Wardah Berawal dari Produk Rumahan diakses dari https://m.tempo.co/read/news/2014/07/13/110592664/kosmetika-wardah-berawal-dari-produk-rumahan pada 26 Juni 2018.

Yelna Yuristiary. 2015. Sertifikat Halal Wardah adalah Jaminan Kualitas Produk diakses dari http://kompasiana.com/yelnayuristiary/sertifikat-halal-wardah-adalah-jaminan-kualitas-produk_54f6ac38a333112e5e8b457b pada 26 Juni 2018.




DOI: http://dx.doi.org/10.30870/hermeneutika.v5i2.7387

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Copyright (c) 2020 Hermeneutika : Jurnal Hermeneutika

Published by Department of Sociology Education, Faculty of Teacher Training and Education, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

Jl. Ciwaru, No. 25, Serang, Banten
[email protected]

Creative Commons License

Jurnal Hermeneutika is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License

 

Hermeneutika : Jurnal Hermeneutika Indexed by:


      issn    neliti  base  worldcat  University of Saskatchewan Library  pkp indeks  

scilit onesearch.id  Scientific Indexing Services  moraref    

View My Stats