Rancang Bangun Alat Reaktor Kompos

Adhi Novik Erpriansyah, Wahyu Sugandi, Shopia Dwiratna, Boy Macklin Pereira

Abstract


Limbah organik merupakan limbah yang berasal dari sisa -sisa pembuangan proses kegiatan manusia yang dapat diuraikan secara sempurna melalui proses biologis. Limbah tersebut mengandung senyawa yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan pembuatan pupuk.Banyak sekali limbah organik yang dimanfaatkan secara pengomposan,namun berbagai macam metode pengomposan untuk limbah organik  sangat lama di proses menjadi kompos, maka dari itu tujuan penelitian ini adalah untuk memodifikasi alat reaktor kompos sebelumnya yang terbuat dari papan kayu di ubah menjadi semen agar pengomposan dapat dilakukan secara berkala dan  dengan dilakukannya pengomposan dengan metode Barkeley dengan suatu alat rancangan reaktor kompos ini dapat menghasilkan kompos yang bisa diproses dengan cepat dan mampu menghasilkan pupuk yang berkualitas. Mekanisme kerja pada alat ini yaitu dengan cara memasukkan bahan kompos yang telah di cacah ke dalam bak pengomposan, selanjutnya melakukan pengomposan dengan menggunakan metode barkeley yaitu mencampur bahan dan meletakkan nya secara bergantian antara lapisan hijau dan cokelat,basahi tumpukan kompos sampai kompos meneteskan air, seiring berjalannya waktu air akan tertampung di bak air lindi, yang terdapat di bawah ruang pengomposan, ruang pengomposan dan ruang lindi di pisahkan dengan menggunakan filter yang terbuat dari ram kawat besi yang ditambahkan jaring paranet agar serpihan daun tidak ikut masuk kedalam ruang cairan lindi. Bahan disusun secara berlapis dengan ukuran 1 x 1 x 1 meter, selama 18 hari proses pengomposan dan dibutuhkannya alat reaktor yang kuat serta bisa digunakan dengan waktu yang lama agar dapat dilakukan pengomposan secara berkala. Saat ini sekitar kawasan lingkungan Universitas Padjadjaran ( UNPAD )  banyak sekali limbah organik berupa daun, daun tersebut dimanfaatkan oleh TPA ( Tempat Pembuangan Akhir ) Unpad untuk dilakukan proses pengomposan, Namun proses pengomposan dilakukan selama 9 bulan lamanya, hal tersebut sangat tidak efektif untuk pemanfaatan secara berkesinambungan, maka dibutuhkan suatu alat reaktor kompos sebagai penunjang pengomposan metode barkeley agar proses pengomposan dapat berjalan dengan baik .


Full Text:

PDF

References


Sutanto, R ,Pertanian Organik: Menuju Pertanian Alternative dan berkelanjutan. Kanisius .

R. Taisa et al., Ilmu Kesuburan Tanah dan Pemupukan. Yayasan Kita Menulis, 2021.

K. AZIM, K. OUYIHYA, A. AMELLOUK, C. PERISSOL, I. THAMI ALAMI, and B. SOUDI, “Dynamic composting optimization through C/N ratio variation as a startup parameter,” Build. Org. Bridg., vol. 3, pp. 787–790, 2014.

Setyorini, D., Saraswati, R., & Anwar, E. K. (2019). 2.KOMPOS. Pupuk organik dan pupuk hayati, 11-40

P. Román, M. M. Martinez, and A. Pantoja, “Farmer’s Compost Handbook—Experiences in Latin America,” Food Agric. Organ., 2015.

J. McSweeney, Community-Scale Composting Systems: A Comprehensive Practical Guide for Closing the Food System Loop and Solving Our Waste Crisis. Chelsea Green Publishing, 2019.

N. Paul, U. Giri, and G. Roy, “Composting,” in Organic Fertilizers-History, Production and Applications, IntechOpen, 2019.




DOI: http://dx.doi.org/10.36055/joseam.v2i1.19360

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Universitas Sultan Ageng Tirtayasa