Kesetiaan yang Keras
Abstract
Kesetiaan dalam kepenyairan mungkin hanya dapat dilihat dari bentuk-bentuk ucap puisi yang dijaga tiap-tiap penyair, bukan pada sikap masing-masing mereka dalam memberi pemandangan atas hidup. Akan sukar kita melihat kesejajaran keduanya, dan mungkin hanya dengan kebetulan-kebetulan saja keduanya duduk sama tinggi. Sekali penyair membangun sikap pandang pada hidup dan itu jelas dalam sebuh puisi, kita tak usah berharap ia akan setia dengan pandang yang sama pada puisi lainnya. Kecuali penyair kita andaikan sebagai penjaga ‘moral tamat’ yang memegang teguh kebenaran tertentu dan ia ada di bumi semata untuk tujuan tunggal. Tapi pada bentuk, kita masih bisa menduga, siapa pun ia, akan lebih tahan dalamnya. Berbagai kumpulan puisi Acep Zamzam Noor, Afrizal Malna, Agus R Sarjono, Joko Pinurbo, Hanna Fransisca, dll., juga para penyair sebelum mereka, adalah kisah tentang ketahanan masing-masing dalam bentuk ucap masing-masing.
Keywords
Full Text:
PDFDOI: http://dx.doi.org/10.30870/jmbsi.v1i1.1664
Refbacks
- There are currently no refbacks.
Copyright (c) 2016 Jurnal Membaca (Bahasa dan Sastra Indonesia)