UJI PERFORMA PROTOTIPE MESIN PENDINGIN AIR KAPASITAS 500 LITER UNTUK MEDIA HIDROPONIK

Eky Roskiana, Ega Taqwali Berman, Mutaufiq Mutaufiq

Abstract


Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan data performa sistem pendingin air kapasitas 500 liter. Metode penelitian yang digunakan yaitu eksperimen. Pada penelitian ini kapasitas air sejumlah  500 liter. Penelitian ini difokuskan pada pendinginan air yang di tampung pada bak air kapasitas 500 liter. Penelitian dilakukan dengan tahapan mengisi air pada bak sampai 500 liter, kemudian nyalakan mesin pendingin. Mesin pendingin tersebut menggunakan sistem kompresi uap. Pendinginan air dilakukan selama 12 jam. Parameter yang di ukur adalah perubahan temperatur (⁰F), tekanan discharge (psig), tekanan suction (psig), dan kuat arus (ampere). Parameter dicatat setiap interval 30 menit. Ketika waktu sudah sampai 12 jam maka mesin dimatikan. Hasil penelitian menunjukkan penurunan suhu sebesar 14,8 ⁰F, dari suhu awal 73,4 ⁰F sampai 58,6 ⁰F. Daya listrik yang di butuhkan mesin adalah sebesar 299 watt. Hasil analisis efek refrigerasi mencapai nilai tertinggi 90 Btu/lb pada menit ke-720. Analisis kerja kompresi mencapai nilai terendah 28,1 Btu/lb pada menit ke-0. Analisis nilai koefisien performa mesin mencapai nilai tertinggi 3,19 pada menit ke-0. Air dingin pada toren disirkulasikan ke reservoir hidroponik sehingga akan berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman hidroponik.

Keywords


hidroponik, mesin pendingin, air dingin, zone cooling.

Full Text:

PDF

References


Berman, E.T., Hasan. S., (2015). “Analisis Performa Refrigeran R 290

pada Sistem AC yang menggunakan Accumulator Heat Exchanger”.

Jurnal Energi dan Manufaktur, Vol. 8(1): 95-98.

Choerunnisa, N., Suhardiyanto, H. (2015). “Analisis Pindah Panas pada

Pipa Utama Sistem Hidroponik dengan Pendinginan Larutan

Nutrisi”. JTEP Jurnal Keteknikan Pertanian. 3(1): 1-8.

Correa, R.M., J.E.B.P. Pinto, A.A.B.P. Pinto, V. Faquin, E.S. Reis, A.B. Monteiro, W.E. Dyer. (2008). “A comparison of potato seed tuber yields in beds, pots and hydroponic systems”. Sci. Hort. 116:17-20.

Hancock, R. D., Morris, W. L., Ducreux J. A. et al. (2013). “Physiological, Biochemcical and Molecular Responses of the Potato (Solanum tuberosum L.) Plant to Moderately Elevated Temperature”. Plant, Cell and Environment. Vol. 37(2): 439-450.

Lovatt, J, L. (1997). Potato Information Kit. The Agrilink Series. The State of Queensland, Departement of Primary Industries. Australia.

Matsuoka, T., Suhardiyanto, H. (1992). “Studies on a Zone Cooling System in a Greenhouse (2): Evaluation of a System for Microlimate Modification in a Plastic Greenhouse During Hot Weather”. Environment Control in Biology 30 (4): 143-151.

Struick, P, C. (2008). The Canon of Potato Science: Minitubers. Potato res 50: 305-308.

Suhardiyanto, H., Faudi, M, M., Widianingrum, Y. (2007). “Analisis Pindah Panas Pada Pendinginan Dalam Tanah untuk Sistem Hidroponik”. JTEP Jurnal Keteknikan Pertanian. 21(4): 1-8.

Suhardiyanto, H. (2009). “Teknologi Rumah Tanaman untuk Iklim Tropika Basah”. Pemodelan dan Pengendlian Lingkungan. IPB Press. Bogor.

Suharto, Y.B., Suhardiyanto, H. (2016). “Pengembangan Sistem Hidroponik untuk Budidaya Tanaman Kentang (Solanum Tuerosum L.). JTEP Jurnal Keteknikan Pertanian. 3, (2), p 211-218.

Sumarni, E, A., Suhardiyanto, H., K.B. Seminar., dan S.K. Saptomo. (2013). “Pendinginan Zona Perakaran (Root Zone Cooling) Pada Produksi Benih Kentang Menggunakan Sistem Aeroponik”. Jurnal Agronomi Indonesia 41(2): 154-159.




DOI: http://dx.doi.org/10.36055/fwl.v1i1.3323

Refbacks

  • There are currently no refbacks.