PEMBERDAYAAN MASYARAKAT OLEH PT INDONESIA POWER UP SURALAYA DALAM PELAKSANAAN POS JIWA TERPADU (POSJITU) MELALUI TERAPI AKTIFITAS KELOMPOK (TAK) PENDERITA ODGJ DI TAMAN SARI PULOMERAK CILEGON BANTEN

Asep Muhendar, Agnes Indriana, Agus Sjafari, Sharon Kezia Irene

Abstract


Pemberdayaan masyarakat adalah sebuah obligasi moral dari setiap perusahaan kepada lingkungannya. Salah satu unsur masyarakat di sekitar PT. Indonesia Power UP Suralaya mempunyai karakteristik sebagai Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ). Hambatan yang dialami oleh ODGJ akan mempengaruhi kualitas hidupnya, sehingga menjadi perhatian khusus karena dampak yang diakibatkan tidak hanya pada penderita tetapi juga berdampak pada keluarga dan masyarakat. Hal tersebut menunjukkan gangguan jiwa memang sudah menjadi masalah yang sangat serius dan menjadi masalah kesehatan global. Indonesia telah menghadapi berbagai transformasi dan transisi di berbagai bidang yang mengakibatkan terjadinya perubahan gaya hidup, pola perilaku dan tata nilai kehidupan. Dalam bidang kesehatan terjadi transisi epidemiologik di masyarakat dengan bergesernya kelompok penyakit menular ke kelompok penyakit tidak menular termasuk berbagai jenis gangguan akibat perilaku manusia dan gangguan jiwa. Masalah kesehatan kesehatan jiwa juga menimbulkan dampak sosial antara lain meningkatnya angka kekerasan, kriminalitas, bunuh diri, penganiayaan anak, perceraian, kenakalan remaja, penyalahgunaan zat, HIV/AIDS, perjudian, pengangguran dan lainya. Peran perawat dalam hal ini adalah melayani masyarakat di wilayah kerjanya. Masalah kesehatan jiwa perlu ditangani dengan serius. Oleh karena itu diperlukan upaya peningkatan kesehatan jiwa salah satunya dengan pembentukan POSJITU di Kelurahan Taman Sari, Kecamatan Pulo Merak, Cilegon. Tujuan utama dari kajian ini adalah : Tertanganinya setiap ODGJ berat mendapatkan pelayanan kesehatan sesuai standar di wilayah kerja Puskesmas Pulomerak khususnya di Kelurahan Taman Sari. Sedangkan tujuan khususnya adalah (1) menurunnya jumlah penderita ODGJ di Kelurahan Taman Sari dengan dibentuknya Pos Jiwa; (2) Penderita ODGJ berobat secara teratur sehingga menurunkan angka kejadian kekambuhan pada penderita ODGJ; (3) Keluarga penderita ODGJ kooperatif dalam membantu pengobatan sehingga menurunkan angka kejadian kekambuhan pada penderita ODGJ; (4) Terwujudnya kegiatan pemberdayaan masyarakat untuk penderita ODGJ sehingga bisa beraktifitas sehari–hari dan bermasyarakat seperti orang normal lainnya. Kajian ini menggunakan pendekatan terapan rekayasa social dengan pendekatan pemberdayaan kelompok. Pengambilan data dilakukan dengan memaksimalkan pendampingan dan observasi pada target kelompok sasaran. Kesimpulan yang dapat diambil adalah bahwa Pembentukan Pos Jiwa Terpadu (Pos Jitu) dan terapi aktifitas kelompok menjadi salah satu wadah yang bisa dijadikan sebagai salah satu upaya dalam menurunkan angka kekambuhan dan mendekatkan pelayanan kesehatan. Inovasi yang sudah dilakukan mendapat respon yang positif baik dari lintas sektor dan keluarga penderita ODGJ. Sehingga saran diberikan sebaiknya dibentuk Pos Jitu di wilayah lain untuk memaksimalkan pemberdayaan bagi penderita ODGJ.

Keywords


ODGJ, Pemberdayaan, dan Peran

Full Text:

PDF (Indonesian)


DOI: http://dx.doi.org/10.31506/jap.v10i1.5987

Refbacks

  • There are currently no refbacks.




Copyright (c) 2019 Jurnal Administrasi Publik

 
View My Stats
Free Website Statistics
 
Creative Commons License

Jurnal Administrasi Publik (JAP) is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.

Laboratorium Administrasi Publik Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Sultas Ageng Tirtayasa Serang, Banten, Indonesia.

Telp: (0254) 280330 ext. 228, Email: [email protected]