EFEKTIVITAS MODEL CONCENTRATED LANGUAGE ENCOUNTER (CLE) DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN MEMBACA SISWA SEKOLAH DASAR
Abstract
Abstrak. Penelitian ini dilatarbelakangi karena beberapa permasalahan siswa dalam membaca serta kondisi pembelajaran membaca yang jauh dari harapan. Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah: (1) Mengetahui proses pembelajaran membaca dengan menerapkan model CLE di kelas V SD, (2) mengetahui perbedaan peningkatan antara siswa yang mendapatkan pembelajaran membaca dengan model CLE dan yang tanpa menggunakan model CLE, dan (3) mengetahui kelebihan dan kekurangan model Concentrated Language Encounter (CLE) dalam pembelajaran membaca. Metode penelitian yang digunakan yaitu kuasi eksperimen dengan pendekatan kuantitatif. Hasil penelitian yang diperoleh yaitu; 1) Proses pembelajaran membaca dengan menerapkan model CLE dilaksanakan dengan tepat sesuai dengan prinsip model CLE, salah satunya yaitu pembelajaran yang berjenjang (scaffolding); 2) Terdapat perbedaan peningkatan antara siswa yang mendapatkan pembelajaran membaca dengan model CLE dan yang tanpa menggunakan model CLE. 3) Kelebihan model CLE diantaranya yaitu keterampilan membaca siswa meningkat, berbagai keterampilan berbahasa dapat berkembang, interaksi sosial siswa dalam pembelajaran menjadi lebih baik, serta memberikan pembelajaran yang bermakna bagi siswa. Adapun kekurangan model CLE dalam pembelajaran membaca yaitu membutuhkan waktu yang lama dan tidak semua mata pelajaran dapat menerapkan model CLE. Berdasarkan hasil tersebut, maka model Concentrated Language Encounter (CLE) dapat dijadikan sebagai salah satu alternatif pembelajaran membaca di sekolah dasar.
Kata kunci: Model Concentrated Language Encounter (CLE), keterampilan membaca
Abstract. This research is motivated because some of the problems of students in reading and learning to read the conditions are far from expectations. Goals to be achieved in this study are: (1) Know the process of learning to read by applying the CLE model in class V SD, (2) know the difference increase among students who had learning to read with the use of CLE model and without the use of CLE model, and (3) know the advantages and disadvantages of the model Concentrated Language Encounter (CLE) in learning to read. The method used is quasi-experimental with quantitative approach. The results obtained, namely; 1) The process of learning to read by applying the model CLE properly executed in accordance with the principle of CLE models, one of which is learning tiered (scaffolding); 2) There is a difference between the increase in students who had learning to read with the using CLE model and without using CLE model. 3) Excess CLE models among which the reading skills of students increased, a variety of language skills can flourish, social interaction students in learning to be better, and provide meaningful learning for students. As for the shortage of models of CLE in learning to read, namely take a long time and not all subjects can apply CLE models. Based on these results, the Concentrated Language Encounter (CLE) model can be used as an alternative learning to read in primary school.
Keyword: Concentrated Language Encounter (CLE), Reading Skills
Full Text:
PDFDOI: http://dx.doi.org/10.30870/jpsd.v2i1.665
Refbacks
- There are currently no refbacks.
Copyright (c) 2016 Jurnal Pendidikan Sekolah Dasar
JPSD (Jurnal Pendidikan Sekolah Dasar) is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License
JPSD (Jurnal Pendidikan Sekolah Dasar) is published by Department of Primary Education, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.
Publisher Address: Jl. Ciwaru Raya No. 25, Cipocok Jaya, Kota Serang, Banten, Indonesia 42117 Email: [email protected]